FAO: Sagu Sultra Diminati Jepang & Jadi Topik "Seksi" di Eropa
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sagu merupakan bahan baku utama makanan tradisional “sinonggi” yang paling diminati oleh warga Kota Kendari, Konawe Selatan, Konawe serta Sulawesi Tenggara pada umumnya.
Demikianlah anggapan yang masih melekat erat dikalangan masyarakat Sultra kebanyakan. Tapi ternyata sagu saat ini peminatnya bukan hanya dari masyarakat Sultra ataupun kawasan Indonesia Timur yang lebih luas seperti di Papua dan Maluku.
Faktanya, menurut perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO), saat ini sagu menjadi perbincangan seksi kawasan Uni Eropa dan sangat diminati di negeri matahari terbit. Hal itu diungkapkan oleh Konsultan Nasional FAO untuk Indonesia Reyza Ramadhan saat acara Media Gathering di salah satu kedai kopi terkenal di Kota Kendari Jum’at (8/12/17).
“Di Uni Eropa, selain selain kopi dan kakao, sagu juga menjadi perbincangan seksi” ungkapnya.
“Selain itu produksi mie Saba di Jepang tergantung pasokkan sagu dari Sulawesi Tenggara” lanjutnya.
Kemudian ia mengungkapkan sejak tahun 2015, badan dibawah naungan PBB yang menangani masalah pangan ini melakukan terobosan dengan melaksanakan proyek di tiga wilayah Sultra, yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe.
Adapun proyek terkait pengembangan komoditas sagu ini meliputi pembuatan percontohan kebun sagu, pelatihan pengolahan sagu kepada petani, membangun pabrik pengolahan sagu yang higienis dan membentuk kelompok usaha sagu yang mampu berkompetisi di pasar nasional.
Dalam proyek tersebut, FAO bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa Universitas Halu Oleo (LPPM-UHO), Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra, dan Tokoh masyarakat.
“Dalam proyek ini kami bekerjasama dengan LPPM UHO, Dinas Ketahanan Pangan, dan tokoh masyarakat yang ada di sana” imbuhnya.
Sementara itu, Kelompok usaha binaan yang dibentuk dengan nama “Sagu Meambo Food” yang sudah dideklarasikan pada Rabu (6/12/17), yang juga bertepatan dengan hari sagu sedunia dan diyakini sebagai kelompok usaha sagu pertama di dunia.
“Kelompok usaha sagu binaan ini kami namakan (Sagu Meambo Food) dan sudah kami deklarasikan pada 6 desember kemarin, bertepatan dengan hari sagu sedunia, kami yakini ini merupakan kelompok usaha sagu pertama di Dunia”. Pungkasnya.
Ia kembali menuturkan bahwa Produk yang dihasilkan oleh “Sagu Meambo Food ini adalah produk pangan seperti mie, biskuit, empek-empek. Kesemua pangan ini termasuk makanan yang tidak mengandung kadar gula, itulah pangsa pasar eropa melirik produk dari olahan sagu ini.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Zhafir