KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dinas ESDM Sultra canangkan program “awasi bang”. Ini dalam rangka mengawasi produksi dan penjualan bahan tambang di wilayah pesisir areal pertambangan. Pengawasan melibatkan masyarakat nelayan.
“Aduan itu dari nelayan. Dia (nelayan-red) lebih tahu. Pada saat loading di kapal, yang memakan waktu 3 sampai 4 hari, masih ada kesempatan kita untuk datang mengecek surat izinnya,” ujar Kadis ESDM Sultra, Andi Makkawaru, Selasa malam (1/5/2018).
Melalui program tersebut, lanjutnya, laporan lebih terarah. Pelapor atau pemberi aduan betul-betul ada di lokasi kejadian. Bukan dari daerah berbeda dari lokus kejadian. Program ini lahir, menyusul pengawasan rutin yang dilakukan petugas di lapangan dan anggaran yang terbatas, dinilai masih ada celah oknum yang melakukan eksploitasi hasil produksi tambang secara illegal.
“Kadang kita melakukan pengawasan, tidak ada kejadian, tapi setelah kita pulang dari pengawasan tiba-tiba ada kejadian, nah padahal anggarannya sudah tidak ada,” jelasnya.
Bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikananan Sultra, uji coba soft launching program tersebut akan dilaksanakan, Mei ini. Ini untuk masyarakat nelayan yang ada di kawasan tambang PT VDNI, yakni nelayan di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Cuncun
