Wakatobi

Festival Benteng Tindoi-Maleko Hadirkan Mandi Bidadari

Dengarkan

WAKATOBI,DETIKSULTRA.COM – Acara tahunan Festival Budaya Benteng Tindoi- Maleko sudah di depan mata. Acara yang dihelat di Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi itu, akan dilangsungkan selama tiga hari, ditiga tempat yang berbeda

Camat Wangi-wangi, Sahibudin menjelaskan, festival yang dimulai tanggal 18-20 Agustus 2019 ini akan menghadirkan tiga atraksi budaya yakni Kabuenga (ayunan jodo), Hejari Kampo (pasang jaring masal), dan Hesofui Bijajari ( Mandi Bidadari).

Dimana Mandi bijajari akan laksanakan di pantai Molii Sahatu ( pantai seratus mata air) di Desa Patuno yang akan di ikuti oleh 20 orang gadis dari setiap desa kelurahan se-kecamatan wangi-wangi.

“Konsep mandi bijajari ini kemasannya adalah mandi Safar (disebut masyarakat setempat hesofui safara) dan kita akan star awal dari Mesjid Raya Patuno. Menuju Molii Sahatu untuk melakukan prosesi disana,” ujarnya Saat di temui di kantornya, Senin (05/8/2019).

Lanjutnya, menurut legenda disebut mandi bijajari, karena Molii Sahatu merupakan tempat mandinya para bidadari. Mengacu dalam konsep itu sehingga di dalam festival dirangkaikan dengan mandi bijajari.

“Prosenya kita laksanakan dalam sariat Islam dalam bentuk mandi Safar,” tuturnya.

Sementara itu Hejari Kampo, merupakan pemasangan jaring secara masal yang akan dilakukan di pesisir Wandoka Raya dan akan diikuti semua masyarakat pesisir untuk mencari ikan.

” Jaringnya itu kita pasang pada saat air pasang dan nanti air surut baru kita cari iklannya dilakukan oleh seluruh masyarakat dan pemerintah daerah, sehingga Festival Benteng Tindoi – Maleko tahun ini kita akan coba dengan Hejari Kampo, agar ada suasana maritim di dalamnya dan masyarakat juga memyambutnya dengan Heluluta Kampo (buat nasi bambu satu kampung),” ungkapnya.

Sedangkan untuk pelaksanan Kabuenga tambahnya, masih dalam pencarian titik lokasi yang tepat, pasalnya panitia masih kesulitan mencari lokasi yang memadai di Tindoi Raya untuk melakukan kegiatan ini.

“Besar harapan saya sebenarnya di salah satu titik yang ada di Tindoi Raya, hanya kami panitia kesulitan untuk mencari lokasi yang memadai untuk kegiatan ini. Sehingga sudah ada beberapa alternatif untuk kita melakukan acara Kabunenga ini di luar tindoi raya,” ucapnya

“Tahun ini ada salah satu pembaca doa tolak bala dan doa selamat, baru kita lakukan pembukaan,” pangkasnya.

Reporter : Ema
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button