Polemik Gambar Ali Mazi di Karung Sembako, Jubir: Sablon Dana Pribadi
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bantuan sembako pemerintah provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang rencananya akan disalurkan ke masyarakat terdampak Virus Corona atau Covid-19, menuai polemik.
Tuainya polemik bukan karena tidak tersalur secara tepat, melainkan karung bantuan sembako dari Pemprov itu ada gambar Gubernur Sultra, Ali Mazi.
Menanggapi soal polemik gambar Gubernur, Juru Bicara (Jubir) Ali Mazi, Ilham Q. Moehiddin mengatakan Bantuan Sembako Gubernur Sultra ini tentu saja sangat wajar dan tidak politis.
Sumber pendanaan bantuan sembako berasal dari pos dana yang memang diarahkan untuk penanggulangan bencana nasional non-alam, sesuai Keppres nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana non-Alam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional.
Ditambah Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontuna, termasuk sumber-sumber swasta yang tidak mengikat dan sukarela. Sehingga sama sekali tidak menggunakan sumber anggaran daerah yang tidak sesuai peruntukannya, sekadar untuk menghindari persepsi denotatif mengenai uang rakyat.
Terkait polemik wajah di kantong bantuan sembako, kata Ilham penggunaan grafis Gubernur Sultra adalah apolitis. Penggunaan grafis itu adalah strategi paling efektif dan efisien untuk menghindari bantuan sembako di masa pandemi Covid-19 ini, tidak disalahgunakan atau diklaim oleh para kontestan Pilkada di tujuh kabupaten/kota di Sultra.
Sehingga menurutnya tindakan itu sangat beralasan, sebab di beberapa daerah di luar Sultra, bantuan sembako dari pemerintah pusat untuk warga terdampak, tiba-tiba diklaim bahkan diganti menjadi bantuan sembako oleh calon tertentu atau petahana.
Satu contoh saja, seperti yang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Tengah, calon petahana kabupaten Jember, Bupati Faida memasang grafis dirinya dan Dwi Arya sebagai wakilnya di karung beras bantuan pemerintah pusat yang disalurkan oleh Bulog.
“Sehingga potensi politisasi bantuan sembako untuk warga Sultra terdampak Covid-19, inilah yang tidak diinginkan oleh pak Ali Mazi. Searah dengan itu, pak Ali Mazi tidak ingin ini dipolemikan dan dijadikan material politis pihak lain,” ujar dia, Rabu (6/5/2020).
Lebih lanjut, bang Ilo sapaan akrab Ilham.Q Moehiddin mengatakan material pembungkus sembako bergrafis Gubernur Sultra pun, bukan sesuatu yang harus dipolemikan. Sebab material yang digunakan tidak berbahan mahal, sebagaimana yang digunakan oleh Presiden Joko Widodo.
Material karung sembako bergrafis dua sisi berupa plastik anyam yang disablon satu warna berharga murah. UMKM sablon yang mengerjakan material karung ini adalah anggota komunitas sablon Kendari yang usahanya harus tutup karena terdampak Covid-19.
“Sumber dana untuk membeli material karung plastik anyam ini bahkan tidak menggunakan dana pemerintah mana pun. Ibu Agista Ariany secara sukarela mengeluarkan dana pribadi untuk menyablon material itu,” katanya.
“Tidak ada yang aneh, tidak ada dana pemerintah, tidak ada yang mahal, sehingga seolah harus menggunakan rumus matematika yang ribet dengan hasil penjumlahan yang juga sukar dipahami,” tegasnya.
Selanjutnya, penyaluran bantuan sembako Gubernur Sultra ini dilakukan oleh Tim sukarelawan gabungan atas rekomendasi Posko Utama Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGPP) Covid-19 Sultra.
Tim ini melakukan pendataan dengan sistem silang dengan data Dinsos Prov Sultra dan Dinsos Kota Kendari, tujuannya agar bantuan sembako tiba di tangan publik yang benar-benar layak menerima.
Di lapangan, data tersebut masih harus diverifikasi dengan menggunakan ukuran tertentu. Jika warga sasaran telah menerima bantuan serupa dari Pemkot Kendari, atau dari PKH dan BLT, maka dieliminasi perolehannya.
“Verifikasi dan penyaluran langsung dengan cara diantarkan ke alamat calon penerima, ini terbukti sangat efektif, kendati berjalan kurang cepat. Walau sedikit lamban asal tepat sasaran, jauh lebih baik,” bebernya.
Satu paket bantuan sembako Gubernur Sultra, berisi 10 bahan pokok, berupa, beras, tepung terigu, gula pasir, minyak goreng, mie instan, ikan kaleng, kecap manis botol, sambal botol, teh celup, sirup, dengan berat total mencapai 25 Kilogram (Kg). Data bantuan yang diterima dan yang tersalur akan dilaporkan secara resmi, setelah keseluruhan prosesnya berakhir.
“Selain kota Kendari, untuk penyaluran ke 16 kabupaten/kota, akan dibantu oleh TNI-Polri. Ke wilayah pulau-pulau, transportasinya dibantu oleh Mako Lanal Kendari. Sedangkan transportasi di wilayah daratan, dibantu sepenuhnya oleh Makorem 143/HO Kendari, dan Polda Sultra,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Dahlan