Direktur Rajiun Center Disinyalir Provokasi Warga Muna
MUNA, DETIKSULTRA.COM – Terbakarnya baliho Bupati Muna Barat (Mubar), LM Rajiun Tumada yang terpasang di Jalan Kelapa, Kelurahan Butung-Butung, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna pekan lalu, membuat Direktur Rajiun Center, La Ode Sariba meradang.
Bahkan, Anggota Legislatif (Aleg) terpilih asal NasDem Mubar membuat pernyataan seolah-olah yang melakukan pembakaran dari kubu Bupati Muna, LM Rusman Emba.
Terbakarnya baliho bergambar Rajiun dan bertuliskan ‘Mai Te Wuna Amaidamo Paada Ini’, Ia sempat menegaskan bahwa, barisannya tidak mau memulai bukan karena diam, tapi akan lebih ganas dari tindakan seperti itu.
Pernyataan itu sontak mendapat reaksi dari Wakil Ketua Bidang Kaderisasi DPD I Golkar Sultra, La Ode Aca.
Menurutnya, La Ode Sariba seolah-olah telah menunjuk satu pihak yang melakukan pengrusakan atau pembakaran terhadap baliho Rajiun.
Hal tersebut sama saja sebagai bentuk provokasi untuk mengadu domba masyarakat Muna. Kenapa? Karena, Polisi saja yang sudah melakukan penyelidikan belum berhasil menemukan pelakunya.
“Pernyataan Sariba itu bisa menimbukalkan konflik horizontal dan bentuk provokasi,” ungkap Aca.
Aca yang juga putra Mubar, sangat menyayangkan pernyataan Sariba yang nota bene sebentar lagi akan dilantik menjadi anggota DPRD Mubar.
Seharusnya, sebagai wakil rakyat menunjukan prilaku yang meneduhkan bukan untuk memprovokasi.
“Jangan mengumbar sesuatu dengan mengkambinghitamkan orang lain yang belum tentu benar,” ujarnya.
Mantan aktivis UHO yang sudah tamat dalam urusan politik mensinyalir pembakaran baliho itu by desain.
Artinya, dipasang sendiri dan dibakar sendiri dengan tujuan menarik simpati masyarakat untuk meningkatkan elektabilitas.
“Masyarakat sudah pandai menilai dalam menentukan pemimpin. Bukan dengan cara-cara seolah-olah dizalimi, padahal sengaja dibuat-buat,” ungkapnya.
Soal figur yang akan bertarung di Pilkada Muna 2020, lanjut dia, siapa saja berhak.
Namun bertarunglah dengan gentlemen dan ikuti aturan main.
“Jangan bawa-bawa keganasan ditempat lain di Muna. Muna ini dibangun dengan kedamaian, bukan dengan cara-cara tak bermoral,” timpalnya.
Aca juga meminta aparat kepolisian untuk tidak diam atas pernyataan La Ode Sariba dengan nada mengancam, termaksud mengusut pelaku pembakaran baliho itu.
Sementara itu, La Ode Sariba mengatakan, pernyataanya itu bukan maksud untuk mengancam dan memprovokasi. Hanya saja ada pernyataanya yang sedikit terpotong.
“Ada kekeliruan penulisan dikomentar saya. Saya bilang kita bisa saja lebih ganas dari itu, tapi kita tidak mungkin melakukan itu, karena itu adalah cara-cara bar bar dan bodoh,” singkatnya.
Reporter: Naryo
Editor: Dahlan