Muna Barat

Sejumlah Pedagang Keluhkan Isu Larangan Aktivitas Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tondasi

Dengarkan

MUNA BARAT, DETIKSULTRA.COM – Sejumlah pedagang yang ada di wilayah daratan dan kepulauan di Kabupaten Muna Barat khususnya Desa Tondasi mengeluhkan ada isu larangan melakukan aktivitas bongkar muat barang dipelabuhan Ferry Tondasi, Kecamatan Tiworo Utara.

Adanya informasi larangan tersebut diketahui setelah beberapa waktu lalu sekelompok massa melakukan protes  terhadap Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai pengelola pelabuhan atas aktivitas bongkar muat kapal bermuatan semen dan bahan pokok sembako lainnya karena diduga ilegal.

Menurut salah satu pedagang sayur asal Desa Tondasi, Santi, ia merasa kaget tiba- tiba ada informasi larangan bahwa pedagang sudah tidak diperbolehkan untuk membongkar barang dagangan di sekitar pelabuhan.

Sepengetahuannya, kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tondasi yang dilakukan sejak bertahun-tahun lalu tidak menemui masalah apapun. Apalagi sampai mengganggu dan menghalangi proses kegiatan penyebrangan kapal Ferry.

“Kalau diberlakukan, lalu kita mau transaksi dimana kasian, apalagi banyaknya pedagang di Muna Barat ini ada di daratan dan di kepulauan, dan sudah pelabuhan ini juga satu-satunya yang kami lewati untuk membawa beras, telur, ikan dan lainnya” keluhnya.

“Alhamdulillah, karena aktivitas bongkar muat barang dagangan di pelabuhan ini, kami juga justru merasa terbantu karena jaraknya dekat dan warga memiliki pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi”, tambahnya.

Senada dengan itu, pedagang sembako, Lube, juga mengungkapkan bahwa alasan mereka melakukan transaksi bongkar muat barang dagangan di Pelabuhan Ferry Tondasi karena ditempat sebelumnya kerap terjadi kekeringan. Karena pasang surut air laut sehingga terkadang kegiatan macet dan cepat terhenti.

Ditambah dengan di tempat mereka sebelumnya juga ada buaya. Terkadang buaya sering muncul di permukaan sungai kali Tondasi sehingga dikhawatirkan  mengancam keselamatan jiwa mereka.

“Malah buaya tersebut sudah banyak memakan korban. Makanya kami pindah di pelabuhan Ferry,” ungkapnya.

Ia berharap kepada pemerintah setempat agar mendapat perhatian dan ada solusi sehingga tidak ada larangan untuk melakukan aktivitas bongkar muat barang dagangan mereka.

Para pedagang mengaku sudah menyampaikan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelabuhan very Tondasi, Mashuri.

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Minggu (28/04/2024), Mashuri menegaskan, mempersilahkan masyarakat dan pedagang untuk tetap beraktivitas. Hanya saja, iameminta agar selalu menjaga kebersihan di sekitar pelabuhan.

“Bagaimana kami mau melarang. Sementara hampir semua yang beraktifitas berasal dari wilayah di Tiworo Utara dan mereka juga yang membantu menjaga serta kebersihan pelabuhan selama ini. Kalau kita paksakan tetap ada larangan maka sama saja kita membuat musuh karena mereka kehilangan pekerjaan,” jelasnya.

Sementara itu, Kapolsek Tiworo Tengah, IPDA Muhamad Saleh mengaku, selama ia bertugas di wilayah tersebut pihaknya belum pernah melihat aktivitas bongkar muat semen dan bahan pokok sembako lainnya di pelabuhan  berdasarkan dengan apa yang dimaksudkan oleh sekelompok massa tersebut.

“Saya juga bingung mau dibilang pembiaran, sementara saya baru tiga minggu aktif di Polsek Tiworo Tengah ini dan belum pernah melihat yang bongkar muat dimaksud. Padahal setiap kapal Ferry tiba dan berangkat, saya selalu berada dipelabuhan,” tukasnya. (bds)

Reporter: La Ode Darlan
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button