KONAWE, DETIKSULTRA.COM – Sejak diterjang banjir bandang akhir pekan lalu, 140 Kepala Keluarga (KK) di Desa Ambulanuu, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, lebih memilih untuk tetap tinggal didekat pemukimannya.
Pasalnya, saat ditemui diposko penampungan, Minggu(19/7/2020) siang. Mereka mengaku takut ada yang menjarah ternak maupun aset berharga milik mereka.
“Kita takutnya ada yang menjarah ternak maupun prabotan rumah. Karena kasus sebelumnya waktu banjir 2019 lalu, banyak yang dijarah rumahnya,” ungkap seorang pengungsi, Ketut Budiawan.
Tak sampai disitu, ia juga mengungkapkan cukup mengalami kerugian akibat banjir yang menenggelamkan sawahnya.
“Kalau saya kalkulasi ada sekitar Rp2 juta kerugian yang saya alami akibat banjir ini,” katanya sembari duduk didepan posko penampungan.
Dari hasil wawancara Detiksultra.com dengan Kepala Desa Ambulanuu, ada sekitar 200 hektare persawahan warga yang terendam setinggi 2 meter.
BACA JUGA:
- Jaga Warisan Budaya Wakatobi, ASR Janji Bakal Bangun Museum
- Kuasa Hukum Supriyani Bacakan Pledoi, Sebut Supriyani Tak Terbukti Melakukan Penganiayaan
- PLN NP UP Kendari Salurkan CSR Budidaya Ikan Laut dan Lobster kepada Nelayan Konkep
Ketika ditanyai keputusan warga untuk tetap berdiam diri di daerah yang kurang aman dan memiliki akses yang jauh itu, ia berpendapat sama dengan kebanyakan warga.
“Kita masyarakat Ambulanuu kan punya aset. Kalau kami dipindahkan siapa yang akan menjaga,” tukasnya.
Hal itulah yang mengakibatkan kebanyakan masyarakat di Ambulanuu lebih memilih tetap tinggal.
Diketahui pula saat dikunjungi, lokasi penampungan tersebut memiliki akses yang sulit dijangkau oleh para relawan.
Untuk mengunjungi posko penampungan, para relawan harus menaiki perahu kecil milik BPBD Kabupaten Konawe, yang jaraknya kurang lebih sejauh 2 km untuk sampai ke posko penampungan.
Reporter: Gery
Editor: Via