Dibalik Blokade Jalan Poros Tinanggea-Andoolo, Hingga Tak Dapat Dilewati Roda Empat
KONSEL, DETIKSULTRA.COM – Jalan Poros Kecamatan Tinanggea dan Andoolo, untuk sementara waktu tidak dapat dilewati oleh kendaraan, khususnya roda empat (mobil).
Hal itu disebabkan oleh pemblokadean jalan utama di Desa Lalowatu dan Desa Lalonggasu yang ditanami pohon pisang, tanaman umbian, dan tanaman lainnya.
Bahkan masyarakat mendirikan sebuah rumah kecil berukuran dua meter persegi, yang ditempatkan pas di tengah jalan.
Parahnya, terdapat tumpukan material batu gunung yang posisinya juga di tengah jalan, membuat kendaraan roda empat semakin tak bisa melewati jalur tersebut.
Aksi penutupan akses jalan ini dilakukan oleh masyarakat khususnya di dua desa yakni Desa Lalonggasu dan Lalowatu, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Masyarakat menutup akses jalan bukan tanpa alasan. Mereka geram dengan kondisi jalan yang rusak parah.
Akibatnya, debu bertebaran hingga ke rumah warga menjadi langganan ketika musim kemarau tiba. Sebaliknya, jika musim hujan.
Randi Tabara, salah satu tokoh pemuda di Desa Lalonggasu yang juga ikut serta melakukan aksi penutupan jalan, mengatakan, yang mereka lakukan hanya semata-mata untuk mencari keadilan dalam pemerataan pembangunan infrastruktur jalan.
Pasalnya, lima tahun terkahir, masyarakat di sana tidak pernah merasakan fasilitas jalan yang memadai, seperti jalan beraspal yang ada di daerah lainnya.
“Kurang lebih lima tahun, jalan yang merupakan gawean Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra melalui Dinas PU SDA dan Bina Marga belum tersentuh perbaikan sama sekali, apalagi untuk diaspal,” terang mahasiswa salah satu kampus di Kendari ini.
Lebih lanjut, Randi Tabara bilang, beberapa kali mereka membuat gerakan demonstrasi di provinsi maupun di daerah, menyoal masalah jalan rusak. Namun pihaknya tidak pernah mendapat kejelasan yang pasti, yang ada hanya sebatas janji.
Inilah salah satu alasan mereka menutup akses jalan Poros Tinanggea-Andoolo.
Bahkan, beber dia, yang membuat masyarakat kecewa kepada pemerintah, karena sampai saat ini, tim PU SDA dan Bina Marga belum menemui mereka untuk membicarakan persoalan ini.
Sehingga ia memastikan, pemblokadean jalan tersebut akan berlangsung lama sampai ada kejelasan dari pemerintah untuk melalukan perbaikan jalan dengan cara mengaspal.
“Akan terus diblokir sampai tuntutan kami diindahkan,” tandasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: J.Saki