Peserta Tapak Tilas Dievakuasi di Kaki Gunung Siotapina, Panitia “Kabur”?
BUTON, DETIKSULTRA.COM- Sedikitnya 50 peserta tapak tilas Oputa Yi Koo dievakuasi oleh Satpol-PP, TNI-Polri, dan pemerintah Kabupaten Buton. Evakuasi dilakukan saat hujan di kaki Gunung Siotapina, Kecamatan Lasalimu, Rabu malam (25/5/2022).
Peserta tersebut terdiri dari perwakilan siswa SMA/SMK, mahasiswa, dan peserta umum.
Parahnya, ketika banyak peserta yang terjebak di kaki gunung Siotapina dalam kondisi hujan rintik dan malam hari, lanitia dibawah nahkoda EO Kiramedia diduga tak sigap melakukan evakuasi. Bahkan, panitia tidak ditemukan kala terjadi keributan antara guru siswa di garis finish tapak tilas, Desa Wasambaa.
Saat dikonfirmasi peserta, salah satu dari mereka yang diduga sebagai panitia, mengelak statusnya sebagai panitia. Bahkan, ia mengaku hanya menjadi volunteer Kira Media.
Berdasarkan pantauan Detiksultra.com, banyak peserta dan warga mencari keberadaan panitia dan EO kegiatan tapak tilas tersebut untuk dimintai pertanggungjawaban atas lambatnya proses evakuasi.
Alhasil, peserta terakhir dievakuasi pada Pukul 21.00 Wita dalam keadaan lapar karena kehabisan bekal dan haus.
Salah satu peserta, Putra mengecam panitia yang tidak sigap dan dianggap tak manusiawi. Sebab, ia melihat masih banyak peserta, siswa SMA yang belum pulang meski hari sudah gelap.
Putra menilai tidak ada panitia yang mau bertanggung jawab. Sebab, peserta belum semua kembali, namun panitia sudah tidak ada di tempat.
“Masalahnya ini sudah setengah sembilan malam, dan masih banyak peserta yang belum turun. Sayangnya, tidak ada satu orang panitia di tempat,” ungkapnya.
Ia menuturkan, peserta terjebak di dalam hutan diakibatkan oleh minimnya kesiapan panitia dalam menyelenggarakan kegiatan tapak tilas ini. Apalagi, kegiatan pendakian Gunung Siotapina ini tidak ada pembekalan terkait kondisi lapangan.
Lanjut ia, evakuasi dibantu melalui Mobil Patwal Bupati Buton, TNI-Polri dan warga setempat untuk mencari peserta yang masih terjebak di Gunung Siotapina.
Sementara itu, Camat Lasalimu, La Ode Zahaba turut membantu dan menggerakan kepala desa dan warga untuk membantu proses evakuasi. Zahaba tidak menyangka, peserta pendakian akan berakhir dengan terjebak di kaki Gunung Siotapina.
Selanjutnya, salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kegiatan ini tidak dikoordinasikan oleh panitia dan warga desa, khususnya masyarakat adat sejak jauh hari.
“Kita tidak tahu dengan kegiatan ini, namun sudah dekat-dekat kegiatan kita baru tahu. Makanya kami juga agak keberatan jika peserta harus ke puncak tanpa koordinasi dengan masyarakat,” jelasnya.
Pasca dilakukan evakuasi, salah satu peserta yang dievakuasi, Denis mengungkapkan kelompoknya dijanji akan dijemput di Pos 2, Kilo 10 di Kaki Gunung Siotapina pada pukul 16.00 Wita, namun sampai Maghrib mobil evakuasi yang dijanjikan tidak kunjung datang.
“Tadi pukul 16.00 Wita kita dijanjikan dijemput di Pos 2. Namun kami sudah lelah menunggu. Saat Magrib, kami inisiatif turun bersama teman-teman kelompok kami,” beber Denis yang juga merupakan peserta terakhir yang dievakuasi.
Sebelum melakukan pendakian, beberapa panitia nampak memberikan briefing pada peserta. Kala itu, panitia mendapat banyak kritik dari peserta. Mulai dari keterlambatan pemberian makanan yang telah dijanjikan pada peserta. Peserta tidak mendapat makan siang, melainkan makan sore.
Salah seorang panitia mengungkapkan, setiap kegiatan pasti memiliki kekurangan. Oleh itu, ia meminta pengertian dan kepercayaan peserta untuk melakukan tanggung jawabnya sebagai panitia kegiatan.
“Kita terima kritik peserta. Ini akan menjadi bahan evaluasi buat kita jika kegiatan seperti ini dilaksanakan lagi di tahun depan. Pasalnya, ini adalah event pertama tapak tilas di Buton, jadi kami belum memiliki asumsi untuk melaksanakan kegiatan ini,” bebernya kala melakukan briefing peserta.
Hingga berita ini terbit, belum ada konfirmasi terbaru dari panitia.
Reporter: Surahman Djunuhi
Editor: Via