Pemkab Buton Dukung Kawasan Pariwisata Nasional Wakatobi
BUTON, DETIKSULTRA.COM – Pemerintah Kabupaten Buton mendukung Kawasan Pariwisata Nasional Wakatobi sebagai bagian dari program nasional, strategi pertumbuhan “10 Bali Baru”.
Sebagai kawasan penyanggah, Kabupaten Buton baru merupakan wilayah yang paling dekat dengan KPN Wakatobi. Untuk itu diperlukan komitmen semua pihak untuk membangun kolaborasi dalam kawasan tersebut, guna mewujudkan pertumbuhan bersama demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Demikian dikatakan Bupati Buton, Drs. La Bakry, MSi dalam sambutannya melalui Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kabupaten Buton, Ir Sudirman, pada acara Focus Group Discussion (FGD) Smart City Kawasan Nasional Wakatobi di salah satu hotel di Kendari, Sabtu, 27 November 2021.
FGD ini merupakan Finalisasi penyusunan masterplan Smartcity serta penanda tanganan MOU Smartcity dalam mendukung Pariwisata Wakatobi.
“Kabupaten Buton, memahami peran dan posisinya dalam mendukung pertumbuhan pariwisata di Kawasan Wakatobi . Dengan adanya pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis budaya event event yang ada dikawasan penyangga bisa disinkronkan,” kata Kadis Kominfo Buton.
Hal ini lanjut mantan Kadis Perikanan ini dapat dilakukan dengan menyinkronkan kalender event yang ada di 4 wilayah tersebut. Salah satunya event akbar yang bertajuk Festival Pesona Budaya Tua Buton.
FGD dibuka langsung Koordinator Layanan Aplikasi Informatika Pemerintah Daerah Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo, Dwi Elfrida Martina Simanungkalit S.Ip MPPA melalui zoom meeting.
“Kami dari Kementerian Kominfo menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Dinas Kominfo Kabupaten/Kota yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi, atas terselenggaranya FGD dengan baik,” kata Dwi saat membuka kegiatan secara virtual dari Kantor Kemenkominfo di Jakarta.
Dikatakannya, kegiatan tersebut digelar untuk mempererat silaturahim para penyusun master plan smart city di wuilayah penyanggah dalam satu forum, setelah sebelumnya bersinergi menyusun master plan smart city.
“Dalam penyusunan master plan smart city yang, kami membaginya menjadi 6 dimensi, sehingga di undangan bukan lagi ata snama OPD nya tapi atasnama dimensinya,” kata Dwi.
Menurutnya lagi, tantangan terbesar dalam mewujudkan Smart City Kawasan Taman Nasional Wakatobi, yang mesti dibangun yakni masih minimnya pemenuhan infrastruktur dasar, termasuk dukungan transportasi.
“Kita tidak bisa memungkiri hal itu. Sehingga ke depan perlu lebih ditingkatkan plus pembangunan fasilitas sarana dan prasarana memadai. Juga mengesampingkan ego sektoral untuk bersatu padu mewujudkan kawasan pariwisata Wakatobi berskala internasional,” katanya.
Keterlibatan wilayah-wi;ayah penyanggah diharapkan nantinya, para wisatawan yang hendak berkunjung ke Wakatobi terlebih dahulu menyinggahi atau berkunjung ke wilayah tersebut.
Konsel misalnya merupakan pintu masuk dengan Bandara Haluoleonya, Baubau juga demikian termasuk Kabupaten Buton sebagai kawasan paling dekat.
Reporter: Lhia
Editor: Via