Pendidikan

SMPN 2 Kendari Terpilih Sebagai Piloting Sekolah Inklusif

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – SMPN 2 Kendari terpilih sebagai piloting sekolah inklusif. Program tersebut merupakan gagasan Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) Jakarta-Makassar dan Rumpun Perempuan.

Kepala SMPN 2 Kendari Abdul Wahid mengatakan, terpilihnya SMPN 2 Kendari berdasarkan asesmen atau penilaian. Tim penilai terdiri dari Bappeda, dinas sosial, Dikmudora Kota Kendari, Forum Disabilitas dan SLB.

“Kami terpilih karena di sekolah ini berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), SMPN 2 Kendari memiliki 27 anak kebutuhan khusus. Baik itu berkebutuhan khusus di sensorik, lamban belajar, fisik, dan mental satu orang,” tuturnya ditemui usai launching sekolah inklusif, Selasa (13/6/2023).

Wahid memaparkan, pengaplikasian setelah adanya launching piloting sekolah inklusif, tentu peserta didik yang berkebutuhan khusus di sekolah ini harus dilayani dengan baik dan tidak ada diskriminasi.

“Guru pun sebagai tenaga pengajar harus siap ketika memberi pembelajaran. Misal, yang penglihatannya kurang dan belum mampu beli kacamata maka duduknya harus di depan. Adapula layanan untuk anak yang lamban belajar, kitalah sebagai guru harus mampu melayani dan tidak membullying,” jelas dia.

Sikap tersebut juga diimbau kepada peserta didik lain untuk bisa saling membantu dengan teman lain khususnya yang berkebutuhan khusus. Terkait fasilitas pendukung pihaknya telah menganggarkan di Dana BOS tahun anggaran 2024.

Seperti pembelian alat bantu dengar, kursi roda dan kacamata bagi siswa kurang mampu. Termasuk toilet akan direhab untuk memenuhi keperluan siswa.

Tidak itu saja, padai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 ini pihaknya menambahkan kuota bagi anak-anak berkebutuhan khusus sebanyak lima persen.

Di tempat yang sama, Pihak Yayasan BaKTI Makassar, Muh. Taufan berharap, sekolah piloting tidak hanya fokus pada infrastruktur tetapi memberdayakan sumber daya manusia (SDM) terutama di sekolah maupun lingkungan sekolah.

“Kami ingin tidak ada lagi anak disabilitas yang di bullying apakah dari teman atau guru sebagai tenaga pendidik. Tidak juga jadi bahan candaan, kita ingin prinsip sekolah piloting ialah bisa menerima semua anak apapun kondisinya,” terangnya.

Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan Kota Kendari, Andi Dajeng mewakili Pj Wali Kota menuturkan, sekolah inklusif ini merupakan langkah untuk mengurangi kesenjangan antar kelompok maupun wilayah demi terciptanya keadilan bagi seluruh masyarakat di Indonesia.

“Hadirnya sekolah inklusif memberi kesempatan kepada semua peserta didik termasuk berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan secara bersama-sama,” katanya.

Program inklusif merupakan program kemitraan Australia-Indonesia yang mendukung prioritas kebijakan bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia. Program ini diselaraskan dengan pilar pertama dalam kemitraan komprehensif Indonesia-Australia untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan, mempromosikan kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan inklusif-disabilitas.

Hadir di acara tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikmudora) Kendari, Saemina, Ketua DPRD Kendari, Subhan, Direktur Rumpun Perempuan Sultra, Husna dan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Sitti Ganef. (bds)

Reporter : Septiana Syam
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button