Kesehatan

Waspada Diare pada Anak, Berikut Cara Penanganannya

Dengarkan

KENDARI,DETIKSULTRA.COM – Memasuki musim penghujan, diare menjadi penyakit yang perlu diwaspadai, terutama bagi anak-anak karena dapat menyebabkan kematian.

Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Himawan Aulia Rahman, menjelaskan, kasus diare di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada 2013 terdapat 7 persen kasus diare untuk semua usia, sementara pada balita sebanyak 18,5 persen. Pada 2018 terdapat 8 persen kasus diare untuk semua usia, balita 12,3 persen dan pada bayi 10,6 persen kasus diare.

“Perlu diketahui, penyebab kematian balita di dunia 8,5 persen itu ialah diare. Kenapa? karena kandungan cairan pada tubuh balita lebih banyak ketimbang orang dewasa,” tuturnya dalam zoom meeting, Jumat (24/11/2023).

Kandungan cairan pada balita ialah 80 persen, anak dan remaja 70 persen, dewasa muda 60 persen dan dewasa tua yakni 55 persen. Sementara jika diare itu membuat cairan tubuh berkurang drastis.

Penyebabnya utama diare adalah infeksi baik itu karena virus, bakteri dan parasit. Namun yang paling banyak terjadi karena terinfeksi rotavirus.

Terkait faktor risiko itu bermacam-macam bisa dari perilaku, khusus balita itu karena non-ASI, MPASI terlalu dini misal umur empat bulan sudah MPASI, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang buruk.

Bisa juga karena lingkungan seperti ketersediaan air bersih yang kurang, kurangnya jamban serta kebersihan lingkungan yang buruk. Ada pula karena faktor individual.

Himawan menyebut, faktor risiko terjadinya diare di Indonesia yakni hampir 49,50 persen penduduk Indonesia masih belum melakukan praktik cuci tangan yang benar, fasilitasi sanitasi yang kurang banyak hingga air minum yang layak.

“Orang tua perlu mengenali tanda dehidrasi pada anak, yakni anak lebih rewel dan lemas, mata jadi lebih cekung, kulit kembali lambat setelah dicubit, tampak kehausan, buang air kecil lebih jarang dan warnanya lebih tua,” papar dia.

Apa yang mesti dilakukan untuk rehidrasi atau mengembalikan cairan tubuh? langkah awal bisa minum oralit, zinc selama 10 hari berturut-turut, teruskan atau makan antibiotik secara selektif dan nasihat pada ibu atau keluarga. Hal ini juga disebut Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare).

“Pemberian oralit dengan dosis 10mL/kg setiap diare cair. Misalnya anak berat badan (BB) 10kg maka berikan 100 mL tiap diare cair. satu bungkus oralit dilarutkan dalam dalam 200 mL,” jelasnya.

Dia menegaskan, tidak ada obat instan dalam mengatasi diare butuh waktu minimal 7 hari hingga kembali normal. Pemberian oralit sangat membantu pengganti cairan. Sebagian kaus diare yang berlangsung kurang dari seminggu tidak membutuhkan antibiotik.

Cara mencegah diare, tetap berikan ASI, kebersihan perorangan, lingkungan, imunisasi lengkap, pemberian MPASI yang lengkap, penyediaan air minum yang bersih dan selalu memasak makanan. (bds)

 

Reporter: Septiana Syam
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button