KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dalam rangka meningkatkan capaian partisipasi pemilu di tahun 2024, sejumlah skema telah dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sultra.
Ketua KPU Sultra Asril mengatakan, selain bertugas menyelenggarakan, KPU juga memiliki peran meningkatkan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam kontestasi politik di tahun mendatang.
“Menyangkut isu-isu krusial dalam hal ini kaum-kaum termarjinalkan memang saat ini menjadi isu nasional. Inilah yang saat ini kami sisir,” ujarnya.
Hal tersebut menjadi fokus utama yang ia koordinasikan dengan KPU tingkat kabupaten dan kota. Termasuk di dalamnya yakni wilayah-wilayah yang termarjinalkan dalam hal informasi kepemiluan dan kaum disabilitas.
“Dalam simulasi pemungutan dan perhitungan suara yang baru saja dilaksanakan oleh KPU Sultra, pada Minggu (24/12/2023) yang digelar serentak di 17 kabupaten/kota se-Sultra. Tak lupa juga kami mengajak kaum disabilitas, dalam hal ini guna mengukur apakah TPS yang kita buat sudah memenuhi standar atau belum,” ucap dia.
Di sisi lain, anggota Komisioner KPU Sultra, Amirrudin memaparkan, kegiatan sosialisasi baru saja mereka lakukan di Kabupaten Konawe Kepulauan yang menyasar kaum perempuan pada daerah yang rawan bencana.
Hal tersebut melihat masyarakat pesisir hari ini memiliki data partisipasi pemilu terendah pada 2019 silam. Tak hanya itu, segmen daerah tersulit juga sudah mereka masuki yakni di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.
Ia menambahkan, berbicara partisipasi pemilu saat ini telah berbeda dengan pemilu sebelumnya. Dulu berbicara jumlah pengguna hak suara, saat ini lebih menekankan pada pada keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pemilu.
“Masyarakat harus lebih aktif dalam mencari tahu perkembangan pemilu 2024. Salah satunya KPU sudah menyediakan kanal-kanal informasi, salah satunya Kpu.go.id. Ikut aktif dalam kegiatan kampanye untuk lebih mengetahui visi dan misi dari tiap calon,” terang Amirrudin kepada awak media.
Bebernya, saat ini sektor pencaharian masyarakat pesisir sebagai nelayan masih menjadi kendala utama keterlibatan mereka dalam pemilu. Hal itulah yang mengakibatkan angka partisipasi masyarakat pesisir masih tergolong rendah.
“Pada saat pemilihan di daerah pesisir masyarakatnya masih mengutamakan untuk melaut. Hal inilah yang terus kita dorong dengan melakukan sosialisasi,” kata dia.
Komisioner KPU Sultra, Suprihaty Prawaty Nengtias menambahkan, kendala yang kerap terjadi yakni adanya blank spot sehingga wilayah-wilayah pesisir dan pelosok minim akan informasi melalui akses digital.
“Adanya masalah ini kemudian menjadikan tempat-tempat tersebut tergolong rawan menjadi pemilih yang tidak rasional. Walau begitu tetap kita memaksimalkan sosialisasi di wilayah-wilayah tersebut,” tandasnya.
Pada Pemilu 2019, Sultra mencatatkan 82 persen partisipasi pemilih. Sementara secara nasional, KPU berhasil memperoleh 77,5 persen partisipasi pemilih. Capaian tersebut, membuat KPU kembali menaikkan grade atau besaran partisipasi pemilih di Pemilu 2024, menjadi 79,5 persen.
Sehingga target peningkatan partispasi pemilih itu tentu menjadi sebuah tantangan besar bagi KPU, khususnya KPU Sultra. Apalagi, dalam mempertahankan capaian tahun 2019, yang melampaui target nasional. (bds)
Reporter: Geraldy Rakasiwi
Editor: Biyan