Sayap Gerindra Sultra Tolak Haerul Saleh Calon PAW Almarhum Imran
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai sayap Partai Gerindra, dengan tegas menolak Haerul Saleh, sebagai calon Pengganti Antar Waktu (PAW) almarhum Imran.
Sekretaris Pengurus Daerah (Pengda) Satria Sultra, Iskandar Kasim, menjelaskan penolakan mereka terhadap Haerul Saleh yang bukan tanpa alasan.
Menurutnya, mantan Anggota DPR RI periode 2014-2019 itu tidak memiliki kontribusi yang nyata terhadap partai.
Bahkan lanjut Iskandar, ketika Haerul Saleh mengikuti proses pemilihan legislatif (Pileg) 2014 silam mulai dari pendaftaran hingga terpilih dan sampai selesai masa jabatannya di DPR RI, tidak pernah menampakan batang hidungnya di Kantor DPD Gerindra Sultra.
BACA JUGA:
- HMJ PPKn FKIP UHO Gelar Seminar Empat Pilar Pancasila
- Miliki Sabu, Warga Kecamatan Samaturu Kolaka Diamankan Polisi
- Ganggu Keindahan, Pol PP Kolaka bakal Tertibkan APK yang Terpasang Pohon
“Itu artinya bahwa, ia tidak memiliki kepedulian terhadap partai. Kemudian, kalau ada rapat-rapat di Jakarta, entah itu rapat koordinasi atau rapat evaluasi di DPP, banyak sekali anggota DPR RI dari provinsi lain yang selalu menyampaikan bahwa Haerul Saleh seolah-olah acuh terhadap partai sehingga di fraksi itu, pernah beberapa kali dia ditegur karena bersikap abai,” beber dia, Kamis (9/4/2020).
Selain itu, Haerul Saleh dari segi integritas cukup cacat. Pasalnya lanjut mantan Sekretaris DPD Gerindra Sultra ini, dia juga pernah terlibat dalam kasus penggelembungan suara dengan cara mengambil suara-suara calon anggota DPR RI lain dari partai Gerindra dan suara partai.
Meskipun akumulasi suaranya tetap sama, tetapi suaranya membengkak. Namun dilain sisi atas kasus penggelembungan suara tersebut, DKPP menjatuhkan sanksi dengan memecat lima komisioner KPU Kolaka.
“Terbukti dengan hasil laporan di DKPP yang kemudian memecat lima anggota KPU Kolaka, meskipun tidak secara spesifik dikatakan Haerul Saleh terlibat penggelembungan suara. Tetapi itu menjadi bukti bahwa dia benar-benar terlibat dalam skandal penggelembungan suara itu,” ungkapnya.
Berdasarkan uraian diatas, Iskandar meminta kepada pengurus DPP Partai Gerindra kiranya untuk kembali mempertimbangkan kembali penentuan PAW ini.
Sebab dia melihat, jika Haerul Saleh yang didorong untuk menggantikan Almarhum Imran, karena memiliki suara terbuka kedua, hal ini tidak dapat membuat partai berkembang khususnya di Sultra.
“Karena sejak dulu tidak pernah kontribusi dia terhadap partai. Jika ingin menggali informasi lebih dalam soal Haerul Saleh silahkan hubungi kader lainnya atau mantan Ketua DPD Gerindra Sultra, Anton Timbang,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Dahlan