Rusman Emba Pemimpin Santun dan Berbudaya, Amit Fariki: ini Fakta, Bukan Hoax..!!
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Slogan “Rusman Emba Pemimpin Santun dan Berbudaya” diungkap Tim Rusman Emba (RE), Amir Farihi, bukan tanpa dasar tapi memang lahir dari suara masyarakat, karena RE tidak pernah membatasi dirinya bertemu dengan masyarakat, mendengar, dan menyelesaikan langsung keluh kesahnya dan tidak pernah membedakan, saat kapan dan dimanapun. Paling khas adalah senantiasa menebar senyum bahkan dengan lawan politiknya sekalipun.
“Kalau kita sedikit merefleksi kembali perjalanan kepemimpinan RE yang kurang lebih 4 tahun ini titik awal membangun Muna, RE memulainya dari menyempurnakan Mesjid Al Markaz Al Islami Al Munajad, yang pembangunan awalnya hanya digenjot dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan,” katanya.
“mesjid yg prakarsai pembangunannya oleh Ridwan Bae dilanjutkan oleh dr. Baharudin selanjutnya disempurnakan oleh Rusman Emba. Selain sebagai tempat peribadatan, mesjid juga memiliki fungsi sebagai sarana kegiatan proses belajar mengajar dalam memperdalam iman, ilmu dan islam sebab agama memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan sosial untuk mengarahkannya kepada nilai kebenaran dan kebaikan,” sambungnya.
MAI TE WUNA (Mari Datang ke Muna) panggilan/ajakan berbahasa daerah Muna yang bukan hanya sekedar jargon belaka, tapi memiliki makna yang mendalam dan konsep, MAI TE WUNA saat ini telah berdampak “Multiplier Effect” (Sesuatu yang bisa memberi pengaruh/hasil yang meluas yang ditimbulkan oleh satu kegiatan dan selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan lainnya).
Dengan melestarikan budaya dan menggenjot sektor pariwisata lainnya, kata A Farihi, RE membuktikan dengan konsep MAI TE WUNA mampu memberi dampak ekonomis bagi masyarakat sekitar dan membuka keran investasi bagi para pelaku bisnis lainnya.
Setelah mesjid, budaya dan wisata, selanjutnya RE bergerak membangun sektor ekonomi kerakyatan lainnya diantaranya menata kembali eks tempat warung makan kaki lima, taman tugu, membangun lapak masakan tradisional khas Muna, membangun beberapa pasar tradisional dibeberapa kecamatan seperti Pasar Tongkuno, Pasar Lohia, Pasar Kabangka, Pasar Pasir Putih, Pasar Napalakura.
Katanya lagi, melanjutkan dan menyempurnakan pembangunan Pasar Modern Laino sebagai bukti keberpihakannya terhadap sektor ekonomi kerakyatan dan semuanya kini sudah dirasakan manfaatnya, ke depan salah satu yang akan jadi program prioritas paslon “TERBAIK” ini adalah penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi.
“Membangun infrastruktur seperti jalan dan jembatan dibanyak titik, irigasi untuk persawahan, perumahan transmigrasi, membangun instalasi air bersih Kontunaga dan Lohia, membangun SPAM dibeberapa kecamatan, membangun TPAS modern, melanjutkan pembangunan rumah sakit, membangun museum Bharugano Wuna, Taman Tugu Dan Joging Park, mengembangkan tenun Masalili yang bahkan kini telah sampai d ekspose ke Moskow, Rusia, dan setelah kurang lbh 58 tahun br d bawah kepemimpinan RE kab muna berhasil meraih WTP dr BPK RI berturut2 sejak tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019,” bebernya.
Tambahnya, RE pernah mendapat kesempatan dan kehormatan untuk mengikuti program Leuderpreneurship di Singapura, dimana kegiatan tersebut adalah hasil kerjasama antara Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Civil Service College (CSC) yang hanya diikuti oleh 20 bupati/walikota se-Indonesia dan RE satu-satunya asal Sulawesi Tenggara. Jelasnya lagi, RE juga pernah didaulat menjadi pembicara dalam Kongres Nasional Transmigrasi di Yogyakarta, karena berhasil memoles Muna Timur Raya (Mutiara) menjadi kawasan transmigrasi percontohan nasional.
Teranyar, kata Amir Farihi, RE berhasil melunasi hutang Pemda Muna kurang lebih sekitar Rp100 milyar, sehingga dengan ini akan lebih membuka ruang fiskal bagi daerah agar ke depan akan lebih banyak lagi program pembangunan dan kebijakan pro rakyat.
“kalau masih ada pihak yang mengatakan bahwa RE tidak membangun, saya ingin katakan mungkin merekalah yang baru bangun atau barangkali sedang ngigau..!!,” tutupnya.
Reporter: Sesra
Editor: Yahya