kesbangpol sultra   kesbangpol sultra
Pendidikan

Asrun Lio Ancam Tutup Jalan Berdebu Depan SLB Negeri Baruga

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, tak mau disepelekan soal penanganan ruas jalan berdebu di depan SLB Negeri Baruga, Lorong Kehutanan, Kelurahan Wundudopi.

Sebagai bentuk ketegasan, Dikbud Sultra menyurati pengelola perumahanan PT. Bukit Baringeng, sebagai tindaklanjut perihal keberatan yang disampaikan Kepala SLB Negeri Baruga, Sitwan.

Debu di ruas jalan depan SLB, sudah sangat mengganggu aktifitas belajar mengajar siswa dan tenaga didik.

Dikbud Sultra bahkan memberikan jangka waktu satu bulan kepada pihak pengembang perumahan, agar segera mengani jalan berdebu tersebut.

Jika tak direspon maka langkah tegas Dikbud, bakal menutup akses jalan depan SLB yang selama ini jadi akses utama warga perumahan Bukit Baringeng.

“Yah saya perintahkan akan tutup jalan kalau tidak direspon, jangka waktunya satu bulan,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya, Senin(23/9/2019).

Sabtu lalu, diungkap Kepala SLB Negeri Baruga, Sitwan, ada pertemuan bersama pihak pengembang perumahan, kelurahan, babinkamtibmas, dan guru SLB sendiri, terkait penanganan persoalan jalan berdebu ini.

Namun, pertemuan tak memunculkan solusi berarti berupa pengaspalan jalan, sebab ternyata alat berat sewaan pengembang perumahan mengalami kerusakan.

Bahkan, solusi pembuatan ‘polisi tidur’ untuk meminimalisir kecepatan kendaraan melintas depan SLB juga tak efektif, karena belum sehari dibuat kondisinya sudah hancur.

Diketahui, sudah tujuh bulan ruas jalan depan SLB Baruga tak kunjung dituntaskan pihak pengembang. Kondisi jalan yang diperlebar itu sangat berdebu saat kemarau, sehingga bila dilintasi kendaraan debunya masuk keruang-ruang kelas SLB.

Akibat debu di jalan Lorong Kehutanan, ada puluhan siswa terserang batuk dan pilek akibat gangguan pernapasan.

Sempat, pihak sekolah memberlakukan penggunaan masker kepada siswa saat disekolah, namun hal itu ternyata tak efektif.

Kata Sitwan, selain karena para siswa disabilitas tak nyaman mengenakan masker, juga karena stoknya sudah habis.

“Iya sudah habis terpakai, stok masker kita tak ada jadi siswa belajar menutup hidung saja,” jelasnya.

Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button