Categories: Opini

Seandainya Pasien Virus Corona ditanggung BPJS Kesehatan

Share
Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Hari ini lebih banyak orang meninggal karena kebanyakan makan dibanding mereka yang kelaparan.

Bahkan sejak Perang Dunia II, diduga lebih banyak korban perang yang mati karena mikroba akibat luka perang dibanding mati terluka kena peluru, apalagi peluru ‘nyasar dari Polisi.

Virus Corona sedikit banyaknya bikin deg-deg’an juga.

Memang ada juga orang yang (sok) bijak menyampaikan agar menyikapi penyebaran virus ini, warga tenang-tenang saja, jangan panik dengan framming media, seperti menteri Terawan pernah bilang

” Jadi kita dihebohkan dengan hal-hal yang tidak penting ya. Kasihan nanti nggak ada apa-apa, coba kamu beli masker berapa?” Kata pak menteri dilansir detik.com.

Bagaimana bisa tenang dan tidak panik om, Pasien yang mengidap virus Corona belum ditanggung dengan BPJS Kesehatan, apalagi tahun 2020, Jokowi naikkan BPJS Kesehatan 100 persen!.

Kalau urusan masker gampang om, tidak perlulah sok perhatian gitu, kita bisa mandiri, cukup dengan pampers bayi, atau bra istri di rumah jadi masker gratisan dan awet pamakaian.

Temuan virus ini berawal dari kasus mirip pneumonia di kota Wuhan, Provinsi Hubey, China. Setelah diselidiki, berasal dari virus Corona jenis baru.

Salah satu jenis virus ini yang dikenal adalah SARS (sindrom pernapasan akut), yang membunuh hampir 800 orang di seluruh dunia beberapa waktu lalu.

Sangat merisaukan karena generiknya mirip, seperti demam biasa, batuk dan flu.

Lantas bagaimana dengan warga Kota Kendari? anda yang tinggal di Sanua kota lama atau di Abeli, seharusnya aman-aman saja.

Tapi provinsi Sultra punya banyak perusahaan tambang nikel yang banyak mempekerjakan TKA China seperti di PT VDNI dan PT OSS di Morosi Konawe.

Kendari juga sebagai lokasi transit penerbangan TKA China menuju kawasan industri Morosi Sulawesi Tengah. Negara juga melayani 30 penerbangan dari China dalam sehari dengan dengan jumlah penumpang mencapai ratusan.

Mikroba virus corona adalah seleksi alam sama dengan manusia yang butuh hidup dan berketurunan.

Dari sudut pandang kita batuk, pilek, flu, hingga gatal-gatal di selangkangan adalah “gejala penyakit” sedangkan bagi kuman ini adalah cara “evolusi cerdik” untuk menyebarkan kuman.

BACA JUGA :

Sialnya sejumlah mikroba ada yang cerdik tak mengalah terhadap sistem kekebalan tubuh, maupun perkembangan medis, bahkan belajar menipu kita dengan mengubah potongan potongan antigen seperti virus AIDS yang licik.

Manusia mengembangkan kontra-muslihat, kuman juga mengembangkan kontra-muslihat.

Jadi masih mau tenang-tenang saja atau malah blitzkrieg?

Redaksi

Komentar