Opini

Peluang dan Tantangan dalam Membangun Produk Usaha UMKM

Dengarkan

Tulisan ini sengaja saya turunkan karene melihat dan membaca reaksi ata tindakan kebrutalan Zionis Israel secara membabibut melakukan pembantaian atas kemanusiaan di Gaza Palestina. Kemudian diikuti dengan reaksi protes dan tindakan aksi boikot atas produk Israel terutama pangan impor asal israeldi.kemudian bagaimana mengatasi kekurangan pasokan atas produk impor Israel yang kena boikot tersebut, maka disini saya melihat peluang bagi UMKM untuk berperan mengambil posisi mencarikan produk subtitusi laen dengan fungsi yang sama sehingga impot dari produk Israel tersebut dapat dilakukan replace produk sebagai pengganti pangan impor dari Israel.

Pemboikotan terhadap produk terutama pangan dari Israel tersebut dapat menjadi peluang bisnis bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk mengembangkan produk pengganti. Dalam hal ini, kita akan membahas peluang dan tantangan dalam membangun produk pengganti untuk produk pangan dari negara Israel yang sedang mengalami pemboikotan di kalangan masyarakat sebagai bentuk reaksi atas tindakan pembantaian di Gaza Palestina. Ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM serta tantangan yang harus dihadapi dalam membangun produk pengganti tersebut.

Peluang dalam Membangun Produk Pengganti

  1. Akibat dari upaya Boikot terhadap produk dari negara Israel dapat menciptakan permintaan pasar yang tinggi untuk produk pengganti. Masyarakat yang sebelumnya mengonsumsi produk pangan dari Israel akan mencari alternatif lokal yang dapat menggantikan produk tersebut. Hal ini memberikan peluang bagi UMKM untuk memasarkan produk pengganti mereka dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.
  2. Dalam situasi upaya pemboikotan seperti ini, pemerintah sejatinya akan membuat kebijakan dalam memberikan dukungan kepada UMKM untuk mengembangkan produk pengganti. Dukungan dari pemerintah dapat berupa bantuan modal, pelatihan, atau fasilitas produksi. Dengan adanya dukungan dari pemerintah tersebut, maka UMKM akan lebih mudah untuk membangun dan mengembangkan produk pengganti yang berkualitas.
  3. Kreasi produk pengganti dapat mendorong UMKM untuk berinovasi dalam mengembangkan jenis produk penggantinya. Dalam hal ini, UMKM dapat menciptakan produk yang mendorong produk berkualitas dengan citarasa yang lebih baik daripada produk yang sedang diboikot. Inovasi ini dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi UMKM dalam memasarkan produk pengganti mereka asal Israel.
  4. Upaya untuk mengkampanyekan produk UMKM kepada konsumenberfungsi memperkuat upaya boikot produk Israel sekaligus mempromosi produk UMKM dalam memperkuat bangun kesadaran konsumen tentang pentingnya membeli produk lokal dalam hal ini produk UMKM. Konsumen akan lebih cenderung memilih produk pengganti yang diproduksi oleh UMKM lokal daripada produk impor dari negara Israel. Tindakan ini bagai dua sisi mata pedang yang memberikan peluang bagi UMKM untuk memasarkan produk pengganti mereka kepada konsumen yang semakin sadar akan pentingnya membeli produk lokal. Dan disisilain upaya boikot menjadi power spririt dalam membangun kesadaran nasionalisme melalui penguatan kecintaan atas produk lokal.

Tantangan dalam Membangun Produk Pengganti

  1. Dari aspek raw material pasokan, terutama bahan baku bagi UMKM seringkali menghadapi keterbatasan sumber daya dalam membangun produk pengganti. Terkhusus pada keterbatasan modal, tenaga kerja, dan fasilitas produksi dapat menjadi tantangan yang harus dihadapi. Untuk mengatasi tantangan ini, UMKM perlu mencari informasi produk dan sumber daya tambahan lewat penelitian perguruan tinggi atau seperti pinjaman modal dari bank himbara, kerjasama dengan pihak lain, atau menggunakan teknologi yang lebih efisien.
  2. Dalam persaingan dengan produk impor yang sedang diboikot masyarakat, masih ada kemungkinan produk pengganti akan bersaing dengan produk impor lainnya. Produk impor dari negara lain masih dapat menjadi pesaing yang kuat bagi produk pengganti dari UMKM. Oleh karena itu, UMKM perlu memastikan bahwa produk pengganti mereka memiliki kualitas yang setara atau lebih baik daripada produk impor yang sedang diboikot.
  3. Perlu juga mempertimbangkan aspek perilaku Konsumen yang masih memiliki kebiasaan dan preferensi tertentu terhadap produk impor yang sedang diboikot. Mengubah kebiasaan konsumen untuk beralih ke produk lokal pengganti dapat menjadi tantangan tersendiri yang tidak mudah. Untuk itu UMKM perlu melakukan strategi pemasaran jitu yang efektif untuk meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk pengganti mereka.
  4. Kebijakan afrmasi dari pemerintah atau regulasi dan perizinan bagi UMKM juga perlu di permudah mengingat situasi yang dihadapi akan menjadi tantangan tersendiri dalam hal regulasi dan perizinan dalam membangun produk pengganti. Perizinan yang rumit dan birokrasi yang berbelit dapat memperlambat proses produksi dan pemasaran. Oleh karena itu, kehadiran pemerintah dalam memperkuat iklim berusaha UMKM perlu di dukung sehingga UMKM dapat memahami dan mematuhi regulasi yang berlaku serta dari pihak yang berwenang dapat memperlancar proses perizinan.
  5. langka terakhir dalam upaya memboikot produk pangan dari suatu Israel dapat menjadi peluang bisnis bagi UMKM untuk mengembangkan produk pengganti. Dalam membangun produk pengganti, UMKM perlu memanfaatkan peluang pasar yang tinggi, dukungan dari pemerintah, inovasi produk, dan peningkatan kesadaran konsumen. Namun, UMKM juga dihadapkan pada tantangan seperti keterbatasan sumber daya, persaingan dengan produk impornegara lain, perubahan perilaku kebiasaan konsumen, serta regulasi dan perizinan yang rumit. Dengan mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada, UMKM dapat berhasil mengembangkan produk pengganti yang berkualitas dan bersaing di pasar.

Oleh :DRLAKAI

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button