KTP Sakti Versus Satu Identitas Bagi Indonesia
Program Ganjar Mahfud dengan KTP satu yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh kartu bantuan sosial kedalam KTP karti yang dulu di gaungkan Jokowi pada pemilu tahun 2019. Dan kalaulah KTP sakti ini berhasil maka pendataan ulang setiap tahunnya dan pemutahiran datanya tidak lagi sesemraut sekarang ini dan bagi saya gagasan ini cukup bagus namun sayangnya tidak holistik. Mengapa demikian, oleh karena sosiografis Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dan beragam. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam mengelola administrasi kependudukan. Administrasi kependudukan sekarang ini masih terfragmentasi, sehingga sangat menghambat integrasi data apalagi bila dikaitkan dengan layanan publik.
Saya punya pengalaman tersendiri bahkan mungkin pembaca punya hal yang sama terkait parsialis data ktp kita saat ini seperti contoh, pemilik KTP DKI akan sulit buka rekening baru di Sultra, mengapa demikian?, karena indinesia belum menjadikan data kependudukannya dalam satu data seluruh Indonesia, dibutuhkan satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Solusinya adalah dengan menerapkan sistem “satu identitas”. Sistem ini mengacu pada penggunaan satu identitas yang berlaku untuk seluruh sektor, bidang, dan antar daerah di Indonesia.
Keunggulan Satu Identitas
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan sistem “satu identitas” di Indonesia, antara lain:
- Dengan menggunakan satu data kependudukan kita dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas administrasi kependudukan . dengan satu Sistem data atau “satu identitas” maka dapat memudahkan pemerintah dalam mengelola data kependudukan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas administrasi kependudukan.
- Hal lainnya juga akan mempermudah masyarakat mengakses layanan publik kepada masyarakat dengan menggunakan satu identitas, masyarakat dapat mengakses layanan publik dengan lebih mudah dan cepat.
- Yang paling penting lagi dengan menggunakan satu data maka akan meningkatkan keamanan dan integritas data kependudukan. Dengan sistem “satu identitas” masyarakat dapat meningkatkan keamanan dan integrasi data kependudukannya, sehingga dapat mencegah terjadinya enkripsi data.
Kelemahan Menggunakan Satu Identitas
Suatu program tentu ada kelebihan dan kekurangannya, penerapan sistem “satu identitas” juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
- Tidakdapat di pungkiti untuk membangun suati sistim data base apalagi berbasis Aarifisial Intelegen (AI) dan menggunakan sains data dan Blokchain sudah bisa dipastikan memerlukan biaya yang tinggi. Karena Penerapan sistem “satu identitas” membutuhkan biaya operasional dan perangkat keras dan lunak sangat berbiaya tinggi, baik untuk pengadaan infrastruktur maupun untuk sosialisasi dan pelatihan sumber daya manusianya.
- Niat baik ini memang akan mendapat tantangan teknis . terutama dalam penerapan sistem “satu identitas” membutuhkan solusi teknis yang kompleks, sehingga membutuhkan waktu dan sumber daya yang besar termasuk pendanaannya.
- Apalagi tantangan dari aspek sosial dimana Penerapan sistem “satu identitas” dapat menimbulkan penolakan dari masyarakat, terutama dari masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
Secara keseluruhan umumnya penerapan sistem “satu identitas” memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas administrasi kependudukan di Indonesia jauh lebih tertip dan tidak ada lagi orang yang ber KTP ganda, pemilu curang karena adanta data base siluman dan bagi konglomerat akan sulit menyembunyikan data kekayaannya, dan tidak diperlukan lagi LHKPN bagi pejabat publik. Menurut anggapan sementara saya korupsi akan mudah di atasi paling tidak rekening gendut para pejabat kepala daerah atau jenderal TNI Polri dan kejaksaan dapat mudah di deteksi. Namun penerapan sistem ini juga memerlukan persiapan yang matang, baik dari segi biaya, teknis, maupun sosial.
Oleh : DRLAK