KENDARI, DETIKSULTRA.COM — Dalam dialog Forum Alumni HMI Wati Universitas Halu Oleo (UHO), Wa Ode Nurhayati selaku Koordinator Presidium Forhati Nasional menyebut bahwa perempuan harus menjadi garis terdepan menjaga demokrasi.
Nurhayati atau WON begitu ia disapa, mengungkapkan, perempuan harus terdepan dalam menjaga demokrasi. Artinya jangan hanya jadi penonton tetapi juga menjadi pelaku.
“Pelaku di sini bukan saja aktivis atau pemilih, tetapi juga mampu mengkampanyekan secara sadar siapa yang pantas untuk dipilih, bukan saja berdasarkan uang maupun kekuasaan,” katanya di dalam dialog yang digelar di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UHO Kendari, Rabu (6/3/2024).
Dia juga mengajak Forhati wilayah khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk sering-sering melakukan pelatihan saksi, mengingat tidak lama lagi akan ada pemilihan kepala daerah (Pilkada).
Pelatihan saksi bertujuan bagi generasi masa depan, karena mulai dari melakukan pelatihan saksi, para generasi tersebut akan mempunyai dasar melihat demokrasi yang lebih adil dan bertanggung jawab.
Pada forum tersebut, hadir pula Dekan FISIP UHO Kendari Prof Eka Suaib, Sekretaris Dewan Pakar KAHMI Sultra, Dr. Sarlan Adi Jaya serta Dosen FISIP UHO Kendari, Jumrana selaku narasumber.
Sementara Koordinator Presidium Majelis Nasional Kahmi, Dr Ahmad Doli Kurnia Tandjung yang tersambung melalui aplikasi zoom mengatakan, perempuan memiliki peran penting dari setiap sendi kehidupan bahkan dalam Islam perempuan adalah tiangnya negara.
“Artinya secara umum dalam demokrasi pun perempuan memiliki peran penting, misal terlibat dalam sosial dan politik,” katanya.
Tantangan ke depan bagaimana memproduksi perempuan tangguh, kuat dan survivor tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan dalam hal ini perannya sebagai ibu atau mengurus rumah tangga. (bds)
Reporter: Septiana Syam
Editor: Biyan