KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Jasa ojek laut atau yang tenar dengan istilah Papalimbang di Kota Kendari, Sultra, mengalami mati suri.
Transportasi laut dengan sampan kecil ini, sudah kehilangan pamor sejak terbangunnya Jembatan Teluk Kendari (JTK) tahun 2015 lalu.
Ojek penyeberangan laut yang biasa mengantar penumpang dari Abeli, Kecamatan Abeli menuju kota lama, Kecamatan Kendari atau sebaliknya, sudah terpinggirkan di sudut kota, akibat dampak pengembangan dan penataan kawasan teluk.
Jumlahnya pun yang beroperasi turun drastis, hanya dihitung jari saja.
Sepinya pengguna jasa ini, mengakibatkan banyak pengojek laut, beralih profesi jadi pekerja buruh atau nelayan kecil.
Lima tahun tergeser akibat dampak pembangunan teluk, ternyata Papalimbang tak mampu bangkit seperti dulu. Hal ini diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang kebanyakan penumpang jaga jarak dan ‘ogah’ menumpanginya.
Bisa diprediksi, Papalimbang hanya jadi kenangan, lantaran kalah pamor dengan penyeberangan JTK yang dalam waktu dekat beroperasi.
Lama mati suri, transportasi Papalimbang kini dilirik kembali Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir.
Wali Kota tak ingin membiarkan usaha ekonomi rakyat tersebut tergerus dan hilang begitu saja.
Politisi PKS Kendari itu sudah punya planning untuk menghidupkan kembali Papalimbang dengan orientasi wisata.
“Jadi nanti kita tawarkan beberapa aktivitas bagi papalimbang dengan mengembangkan wisata di wilayah Bungkutoko, nantinya di sana akan banyak perahu dan beberapa fasilitas yang akan ditawarkan masyarakat yang kehilangan pencaharian dengan adanya JTK,” ujarnya.
“Ini sementara kita identifikasi berapa orang jumlahnya untuk kita diahlikan nantinya,” sambungnya.
Yang jelas, kata Wali Kota, keberadaan Papalimbang akan tetap eksis di Kendari, yang bisa dikembangkan sebagai wadah penunjang wisata teluk yang kini sudah dipercantik dengan keberadaan Jembatan Teluk Kendari.
Reporter: Sesra
Editor: Via
