Temukan Beras SPHP di Atas HET, Pemprov Sultra Bakal Evaluasi Rantai Pasok
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) saat melakukan sidak menemukan penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) di pasar tradisional di atas harga eceran tertinggi (HET).
Untuk diketahui, beras SPHP merupakan beras bantuan dari pemerintah untuk memenuhi ketersediaan beras murah bagi masyarakat dan sebagai upaya menekan inflasi atau kenaikan harga beras.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Sultra Ari Sismanto mengatakan, melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID Sultra menemukan beras SPHP dijual diatas HET saat sidak pasar.
Pihaknya melakukan sidak sebab beberapa pekan terakhir harga beras di Sultra terpantau mengalami kenaikan Rp1.000 per liternya.
“Padahal pemerintah menetapkan kenaikan harga beras operasi pasar atau SPHP Bulog ini sebesar Rp54.500 untuk ukuran lima kilogram per 1 September 2023 lalu,” katanya saat melakukan sidak pasar, Selasa (19/9/2023).
Harga tersebut naik Rp7 ribu dari sebelumnya sebesar Rp47 ribu untuk lima kilogram. Penyebabnya karena HET naik menjadi Rp10.900 per kg dari sebelumnya sebesar Rp9.450 per kg.
Dari hasil sidak di dua pasar tradisional yakni Pasar Basah Mandonga dan Pasar Korem, TPID memantau beras SPHP dijual dengan harga Rp57 ribu per lima kilogramnya.
“Kemungkinan hal ini bisa terjadi karena adanya mata rantai dalam penjualan beras yang melalui perantara,” terangnya.
Olehnya itu sebagai tindak lanjutnya, TPID akan melakukan pembinaan dan mengevaluasi atas kenaikan harga di tingkat pedagang dan akan berkoordinasi dengan Bulog.
Setelah itu pihaknya akan melakukan pemetaan kembali kios-kios ataupun mitra Bulog yang ditugaskan menjual beras SPHP agar kembali menjual sesuai dengan harga eceran tertinggi. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Biyan