Tangkal Penyebaran Radikalisme, PMII Sultra Gelar Webinar
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Guna memperkokoh peran pemuda dalam menangkal paham radikalisme dan intoleran untuk mewujudkan keutuhan NKRI, Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar webinar, Jumat (30/7/2021)
Webinar ini mengambil tema “Merajut Persatuan dan Menangkal Radikalisme di Tengah Pandemi”, yang dibuka langsung oleh Ketua PKC PMII Sultra, Adryan Nur Alam (Ketua PKC PMII Sultra). Bertindak sebagai moderator Ketua GMPN Sultra, Muh. Rifky Syaiful Rasyid.
Ketua PKC PMII Sultra, Adryan Nur Alam, dalam sambutannya mengatakan bahwa tindakan radikalisme dan provokatif di tengah pandemi kerap kali terjadi.
“Ini menunjukkan bahwa kita masih belum bisa terhindar dari tindakan radikalisme maupun yang menjurus ke arah radikalisme,” ucapnya.
Adryan juga mengungkapkan, sejumlah oknum mahasiswa di Indonesia sering kali dirasuki oleh pemikiran yang menjurus ke arah provokatif maupun hanya ingin memperkeruh suasana di masa pandemi Covid-19.
Misalnya, kata dia, ketua BEM di salah satu kampus di Indonesia.
“Tentunya peran kita sebagai kader PMII sangat dibutuhkan untuk melakukan counter atau perimbangan atas aktivitas mereka melalui media online, webinar ini menjadi salah satu contoh yang bisa kita lakukan,” terangnya.
Selain itu, Akademisi Universitas Nadhatul Ulama Sultra selaku pemateri, Maulana Saputra Sauala, menyampaikan pemuda mesti menjadikan media sebagai alat untuk menangkal radikalisme.
“Olehnya itu, saya berpesan kepada generasi muda agar banyak menggunakan media sosial sebagai alat untuk mencegah paham radikalisme agar tidak tersebar luas,” ujarnya.
Katanya, saat ini banyak paham-paham radikalisme tersebar di media sosial.
“Jika tidak dicegah oleh pemuda saat ini maka tentunya akan berdampak besar kepada para generasi muda bangsa ini,” terangnya.
Sementara, Kepala MA Ummushabri Kendari, Agus Sugito yang menyampaikan materi pencegahan radikalisme pada usia madrasah mengatakan, untuk mencegah dari usia dini, tentu diperlukan cara-cara yang lebih unik.
Sehingga, katanya di usia seperti siswa saat ini lebih senang dengan konten-konten menarik.
“Jika kita tidak segera berbenah maka tentunya ke depan akan menjadi bahaya kepada generasi-generasi,” jelasnya.
Katanya, saat ini begitu banyak konten-konten media sosial yang telah disiapkan oleh kelompok-kelompok penyebar paham radikalisme.
Dengan begitu, akan banyak siswa terpapar radikalisme.
“Siswa saat ini lebih meramaikan konten-konten di media sosial untuk belajar. Sehingga itu akan menjadi tantangan kita bersama dalam mengatasi konten-konten berbaur radikalisme tersebut,” pungkasnya. (bds*)
Reporter: Sesra
Editor: J. Saki