KENDARI, DETIKSULTRA.COM – SMPN 2 Kendari menjadi salah satu satuan pendidikan yang melaksanakan program inklusif. Program ini memungkinkan sekolah umum atau reguler menerima siswa berkebutuhan khusus.
Dikatakan Kepala SMPN 2 Kendari, Abdul Wahid, pihaknya telah melaksanakan program inklusif sejak tahun 2014 sesuai ketentuan pemerintah. Dimana Sulawesi Tenggara (Sultra) masuk dalam daerah yang melaksanakan program inklusif.
Ia menjelaskan, program inklusif adalah program yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus untuk masuk di sekolah reguler. Program ini menekankan bahwa semua anak bangsa berhak menerima pendidikan.
“Tentu ada perbedaan dari sisi penilaian dan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus dan reguler,” ungkap Wahid di temui di ruang kerjanya, Jumat (13/1/2023).
Namun yang paling utama ialah bagaimana anak reguler ini bisa menerima dan berempati kepada siswa yang berkubutuhan khusus. Begitupun anak dengan kebutuhan khusus ini, tidak merasa didiskriminasi.
“Mereka bisa belajar dan olahraga bersama. Adapun tenaga pengajar, memang kami belum ada guru pembimbing khusus. Sehingga kami bekerjasama dengan SLB Mandara,” ungkapnya.
Terkait fasilitas pendukung, hal itu menjadi program tersendiri, namun pihaknya mengakui belum bisa maksimal. Ia mengatakan, bisa saja diadakan melalui dana BOS tetapi sekolah ini juga masih banyak kebutuhan lain.
Wahid menuturkan, pihaknya telah bermohon ke pemerintah daerah untuk mendapatkan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) terkait fasilitas pendukung bagi anak berkubutuhan khusus.
Di SMPN 2 Kendari telah menerima anak berkubutuhan khusus ringan seperti lamban belajar, tuna rungu jenis ringan, tuna netra ringan atau penglihatannya terganggu dan diharuskan duduk di bangku depan, ada pula anak dengan kategori tuna daksa. Secara keseluruhan, anak berkubutuhan khusus yang terdata di SMPN 2 Kendari berjumlah 14 orang. (bds)
Reporter: Septiana Syam
Editor: Wulan
