Metro Kendari

Sikapi Antrean Panjang di Sejumlah SPBU di Kendari, Pertamina Beber Alasannya

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi sikapi momen antrean panjang kendaraan pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di sejumlah SPBU di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) belakangan ini.

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi,
Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan, antrean panjang bukan disebabkan karena terjadi kelangkaan, melainkan adanya peningkatan konsumsi BBM jenis Pertalite.

“Sehubungan dengan kejadian antrean kendaraan di beberapa SPBU di Kota Kendari dan sekitarnya pada beberapa hari belakangan karena terjadinya peningkatan konsumsi jenis BBM terutama Pertalite,” ujar dia kepada awak media ini, Rabu (4/9/2024).

Fahrougi menerangkan, untuk saat ini, stok BBM jenis Pertalite dalam kondisi yang relatif aman. Di mana, stok BBM di Integarted Terminal BBM Kendari yang merupakan tempat penerimaan, pendistribusian dan penyaluran BBM untuk jenis Gasoline tersedia, seperti Pertalite sebanyak 4,1 ribu kiloliter.

Pertamax sebanyak 388 kiloliter, Pertamax Turbo sebanyak 17 kiloliter, sedangkan stok BBM untuk jenis Gasoil seperti Solar sebanyak 3,4 ribu kilo liter.

Pertamina berencana akan menambah supply BBM jenis Pertalite untuk wilayah Kota Kendari sebanyak 129 persen, dari alokasi rata-rata normal atau 584 kilo liter harian pada bulan September.

“Ini merupakan komitmen Pertamina agar kebutuhan masyarakat terpenuhi,” katanya.

Sebagaimana diketahui kuota BBM subsidi diusulkan oleh Pemda setempat kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) yang kemudian dilakukan pembahasan usulan kuota di Kementerian ESDM.

Setelah itu, disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan penetapan kuota diputuskan oleh DPR RI Komisi 7 dan Banggar yang finalnya disampaikan kepada BPH Migas.

“Masyarakat tidak perlu melakukan pembelian berlebihan, stok BBM di SPBU tercukupi, Pertamina menyalurkan BBM sesuai dengan kuota yang diberikan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas),” tuturnya.

Perlu diketahui juga, lanjut Fahrougi, pembelian solar subsidi dengan menggunakan QR code saat ini mulai berlaku di Gorontalo. Sedangkan Sultra, pembelian Pertalite dengan menggunakan QR Code masih dalam tahap sosialisasi dan pendaftaran.

Tentunya dengan penerapan QR code ini akan memudahkan para pengguna yang berhak mendapatkan Pertalite bersubsidi.

BBM bersubsidi merupakan hak masyarakat kurang mampu agar mendapatkan energi dengan harga terjangkau. Oleh karena itu, setiap penyelewengan terhadap BBM bersubsidi merupakan tindakan kriminal melawan hukum dan pelakunya akan berhadapan dengan aparat penegak hukum.

“Jika masyarakat menemukan dan mencurigai adanya praktik-praktik kecurangan di lapangan, dapat melaporkan kepada aparat yang berwenang atau melaporkan ke Pertamina Call Center 135,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunarto
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button