Sempat Dinyatakan Lolos, Siswa SMAN 1 Unaaha Gagal Jadi Anggota Paskibraka Nasional
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Doni Amansa, seorang siswa kelas II SMAN 1 Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) terpaksa harus memupus mimpinya menjadi bagian dari anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional.
Doni yang mengikuti seleksi mulai dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat provinsi tidak percaya akan hasil yang didapatkannya. Sebab, saat mengikuti seleksi di tingkat provinsi, nilainya nyaris sempurna dari beberapa tahap yang dilalui sampai pada tes terakhir yakni penentuan akhir (pantukir).
Setelah seleksi tingkat provinsi yang digelar tiga hari mulai 15-18 Mei 2023, tibalah pengumuman yang disampaikan oleh panitia seleksi (Pansel). Doni masih ingat jelas, saat itu pansel menyebut bahwa dia salah satu dari dua yang akan mewakili Sultra di Jakarta.
“Pada 18 Mei 2023 itu pengumuman, kita dikumpulkan di ruangan dan dipanggil untuk mewakili Sultra. Pertama itu Nadira, kedua saya (Doni Amansa), ketiga Wira dan keempat Aini,” ujar dia saat ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Sultra, Minggu (16/7/2023).
Doni melanjutkan, empat orang yang diumumkan sudah dipisahkan antara tim inti atau yang akan diberangkatkan mewakili Sultra di Jakarta dan tim cadangan. Untuk tim inti, Nadira dan dan dia sendiri. Sementara tim cadangan Wiradinata dan Aini.
Setelah pengumuman, keesokan harinya Doni dan Nadira melakukan sesi wawancara di Radio Republik Indonesia (RRI) Kendari pada 19 Juli 2023. Dan disitu, RRI kembali mengumumkan dan memperkenalkan bahwa Doni dan Nadira tim inti yang akan berangkat ke Jakarta mewakili Sultra.
Baca Juga : Resmi Dilepas Kesbangpol, Dua Paskibraka Wakili Sultra Menuju Istana
Sepulang dari wawancara, lanjut Doni menerangkan, salah satu tim pansel membuat Grup WhatsApp (WAG) Calon Paskibraka Nasional (Capasnas) 2023.
Di dalam WAG itu sendiri hanya tiga orang pesertanya yakni tim pansel itu sendiri, Nadira dan Doni.
“Nama yang membuat grup itu Ibu Ayu, salah satu pansel Paskibraka. Jadi di dalam grup itu, penyampaian terkait persiapan yang nantinya akan kami bawa, saat diberangkatkan ke Jakarta, terus kami juga diingatkan untuk jaga kesehatan jangan begadang,” jelasnya.
Berselang sebulan kemudian, pada 6-9 Juli 2023, Doni dan Nadira bersama dua orang cadangan dipanggil untuk menjalani pembekalan di salah satu hotel di Kendari. Di sini, Doni mulai curiga, karena ada penyampaian bahwa dari empat orang ini belum ditahu siapa yang akan berangkat.
Alasannya, dalam pembekalan ini masih ada seleksi berikutnya, di antaranya seleksi peraturan baris berbasis (PBB). Sementara menurut Doni, harusnya tahapan seleksi sudah berakhir menyusul adanya pengumuman calon paskibraka yang akan diberangkatkan ke Jakarta.
“Itu berdasarkan penyampaian pansel saat itu. Sesudah kami jalani tahapan pembekalan, kami pulang dan di situ saya masih masuk dalam WAG. Tiba-tiba setelah saya buka hapeku (handphone) saya sudah dikasi keluar dari WAG dan tidak ada informasi lanjutan lagi,” ungkapnya.
Tak lama kemudian, Doni melihat ada pemberitaan mengenai Wira dan Nadira dinyatakan mewakili Sultra di Capasnas 2023 asal Kota Baubau. Doni yang mendapat informasi itu, seakan tak percaya dan merasa kecewa kepada pansel, yang mana sebelumnya dirinya yang bakal mewakili Sultra.
“Saya sangat kecewa dan percuma saya latihan sampai berbulan-bulan,” tutur dia.
Sementara itu, Samsuani orang tua Doni Amansa sangat kecewa atas putusan pansel. Padahal, saat malam pengumuman dia dihubungi oleh seorang dan mengucapkan selamat atas terpilihnya Doni mewakili Sultra di Capasnas 2023.
Namun pengakuannya, dia belum percaya jika anaknya lolos menjadi tim inti. Bahkan dia di tag seseorang melalui akun Facebook-nya agar kelolosan anaknya dikawal baik-baik. Takutnya ada permainan menjelang keberangkatan anaknya.
Sampai saat itu juga ia masih tidak percaya dan memilih menunggu penyampaian langsung dari anaknya perihal kebenaran informasi tersebut. Keesokan harinya setelah diminta pihak Kesbangpol ke Kendari, ia pun berangkat dari Konawe dengan tujuan untuk memberikan suprise kepada Doni.
“Malam itu juga saya dihubungi, katanya tolong persiapannya mamanya Doni tolong kita turun, kita bikinkan suprise Doni. Paginya saya ke Kendari kebetulan anak saya lagi di wawancara di RRI. Pas tiba di hotel ada yang nama ibu Ayu dengan senang hati ibu Ayu ucapkan selamat sama saya dengan mata berkaca-kaca, berpeluk dan selamat anak ibu mewakili untuk Paskibraka Nasional,” beber Ibu Doni.
Sehabis itu, pansel menyampaikan agar kesehatannya (Doni) dijaga mulai dari pola makan dan tidurnya. Ibu Doni yang begitu semangat mendengar anaknya lolos, ia pun mengikuti apa yang dianjurkan pansel.
Sebulan kemudian dan pasca Doni mengikuti pembekalan, Ibu Doni kaget setelah mendapat informasi kalau bukan anaknya yang diberangkatkan ke Jakarta. Padahal, sepengetahuan dia, anaknya yang mewakili Sultra bersama Nadira sesuai hasil pengumuman.
“Mereka punya amanah (penyampaian) selama sebulan lebih saya lakukan dengan menjaga pola hidup sehat anak saya, supaya ketika berangkat nanti betul-betul dalam kondisi sehat. Tapi ternyata orang lain yang berangkat, bukan anak saya,” ungkapnya.
Atas kejadian ini, ibu Doni merasa ada kejanggalan. Sebab, dari awal ia sudah mengetahui anaknya yang mewakili Sultra. Dan setelah kegagalan berangkat, anaknya merasa terpukul dan kecewa.
Bahkan, sampai dua hari dua malam Doni tidak keluar dari kamarnya usai mendapat informasi jika bukan dia yang wakili Sultra melainkan orang lain.
“Saya takutkan mental anak saya rusak, kalau begini maunya tidak usah diumumkan siapa yang berangkat, tapi ini pansel sendiri yang menyebut nama Doni,” tukasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Kepala Kesbangpol Sultra Harmin Ramba melepas dua orang Paskibraka perwakilan Sultra dalam rangka HUT RI ke-78 di Istana Negara, pada Jumat (14/7/2023).
Kedua Paskibraka perwakilan Sultra bernama Nadira asal SMAN 2 Baubau dan Wiradinata asal SMAN 1 Baubau. (ads)
Reporter: Sunarto
Editor: Biyan