BaubauRegional

Malam Natal dan Tahun Baru, Umat Islam Kedepankan Toleransi

Dengarkan

BAUBAU, DETIKSULTRA.COM – Pengurus MUI Baubau sekaligus Pimpinan Ponpes Syahk Abdul Wahid, KH. Rasyid Sabirin, menyikapi masuknya perayaan natal dan malam pergantian tahun baru, Senin (24/12/2018).

KH. Rasyid Sabirin mengatakan, umat Islam tidak boleh serta merta turut berpartisipasi dalam perayaan natal, baik acara seremonialnya maupun acara peribadatanya.

“Perayaan natal merupakan suatu kegiatan yang menyangkut urusan keyakinan, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan oleh umat Islam,” ungkapnya.

Kemudian dalam hal menggunakan berbagai macam atribut seperti, penggunaan topi center clas, kemudian pengucapan selamat natal dan penampilan-penampilan yang menunjukan simbol natal, maka hal tersebut tidak diperbolehkan dalam pandangan islam.

“Termasuk pemakaian simbol-simbol yang mengarah pada acara perayaan natal, maka hal tersebut tidak boleh dikerjakan. Berkaitan pelarangan penggunaan atribut perayaan natal, banyak dalil Al-Qur’an maupun Hadist yang tidak membolehkan,” tambahnya.

Adapun malam perayaan pergantian tahun dengan diisi kegiatan seperti meniup trompet, membakar kembang api. Kedua hal tersebut mengisyaratkan telah melakukan sebuah tradisi yang dikerjakan penganut agama yahudi dan majusi.

Pimpinan pondok pesantren ini, menyerukan pada umat Islam untuk mengedepankan sikap toleransi, dalam arti, tidak ikut serta di dalamnya, tidak mengganggu saat mereka sedang merayakan natal dan tahun baru.

“Harapan kami, umat wajib menunjukan sikap toleransi dengan memberikan kesempatan kepada nasrani merayakan peringatan natal. Adapun tahu baru alangka lebih baiknya umat Islam menjadikan momentum intropeksi diri masing-masing,” harapnya.

Reporter: Murdin
Editor: Sumarlin

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button