Metro Kendari

Sekda Sultra Sebut Pentingnya Pengetahuan Tanda Bencana Sejak Usia Dini

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sekretaris Daerah Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio mengatakan, pentingnya pengetahuan tentang tanda atau ciri-ciri bencana sejak usia dini. Hal ini diungkapkan Asrun Lio dalam kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana di Sulawesi Tenggara Prioritas Nasional Tahun 2024 yang dilaksanakan oleh Pusdiklat PB bekerjasama dengan BPBD Sultra, Selasa (04/06/2024).

Edukasi bencana alam ini sangat penting, sebab memberikan pemahaman kepada anak usia dini merupakan sebuah proses yang berkesinambungan. Pengenalan ini juga terkait apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi, persiapan dan perencanaan untuk menghadapi bencana alam, serta mengingatkan anak-anak untuk tetap tenang dan tidak panik saat terjadi bencana.

“Pengenalan ini seperti yang dicontohkan negara Jepang sejak dini anak-anak diberikan pengetahuan mengenali ciri-ciri bencana alam,” katanya.

Lanjutnya, pentingnya juga komunitas yang bisa mengajarkan dan memfasilitasi rencana kontigensi yang ada, untuk keperluan simulasi dan mitigasi secepat mungkin dengan penyebarluasan kontigensi di daerah-daerah.

Upaya ini dirasa penting mengingat Sulawesi Tenggara merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana geologi, utamanya bencana gempa bumi.

“Hal ini diakibatkan oleh keberadaan sesar-sesar aktif, misalnya sesar Lawanopo melintasi beberapa kabupaten, sesar Tolo berada di teluk Tolo yang terletak tepat disebelah timur jazirah Sultra yang memanjang hingga ke Laut Banda, beberapa sesar lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Utama BNPB RI, Rustian mengatakan, simulasi penanggulangan bencana ini mendukung prioritas di lima provinsi di Indonesia.

“Daerah tersebut yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Maluku Utara serta Provinsi Sulawesi Tenggara,” terangnya.

Simulasi penanggulangan bencana ini bertujuan untuk menjadikan Indonesia tangguh bencana dengan melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media, yang lazim disebut pentaheliks. (bds)

 

Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button