Metro Kendari

Pertamina DPPU Hasanuddin Catat Rekor Sebagai Perusahaan Pertama di Sulsel yang Raih Proper Emas

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Kado terindah untuk masyarakat di penghujung 2021 dipersembahkan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi.

Mereka berhasil meraih penghargaan tertinggi di Indonesia pada bidang ketaatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat melalui salah satu wilayah operasinya yakni Depot Pengisian  Pesawat Udara (DPPU) Hasanuddin yang berada di Kabupaten Maros, Sulsel.

Dengan raihan tersebut, Pertamina Patra Niaga menjadi perusahaan pertama di Sulsel yang meraih penghargaan tersebut, dan menjadi perusahaan kedua di Sulawesi setelah Pertamina Medco JOB Tomori di Sulteng, meraihnya pada tahun lalu.

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara reguler setiap tahunnya menggulirkan program pemeringkatan perusahaan (Proper) berdasarkan kepatuhannya terhadap aspek lingkungan, tidak melakukan pencemaran bahkan mampu melakukan penghematan energi hingga memberikan manfaat serta menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar melalui program CSR nya.

Peringkat yang diraih mulai dari proper hitam yang berarti suatu perusahaan dilabeli pencemar lingkungan kategori berat, dan terus naik tingkatan kepatuhan lingkungannya apabila ia meraih proper merah (masih terdapat pencemaran) dan biru (mematuhi semua aspek lingkungan).

Apabila perusahaan melakukan CSR yang baik terhadap masyarakat sekitar ia berhak mendapatkan predikat proper hijau dan apabila telah diraih selama 3 tahun berturut-turut tanpa putus perusahaan tersebut berhak dicalonkan sebagai kandidat proper emas, penghargaan tertinggi yang diberikan terhadap perusahaan yang tak hanya patuh terhadap lingkungan, namun melalui inovasi sosialnya mampu memberikan nilai tambah signifikan terhadap masyarakat.

Penilaian dilakukan secara independen oleh Dewan proper terdiri dari pakar yang mewakili beberapa unsur, yakni pers, akademisi, pemerhati lingkungan perempuan dan anak, serta kebijakan publik dan konsumen.

Penghargaan proper emas 2021 hanya diberikan kepada 47 perusahaan di Indonesia, salah satunya adalah DPPU Hasanuddin yang merupakan perusahaan pertama di Sulawesi yang berhasil meraih penghargaan tertinggi tersebut.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin dan diterima oleh Operation Head DPPU Hasanuddin Yudho Wibowo di Istana Wakil Presiden, Selasa (28/12).

Executive GM Patra Niaga Regional Sulawesi Agus Dwi Jatmoko saat dimintai keterangan setelah menerima penghargaan tersebut mengatakan, raihan ini sebagai bukti bahwa CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi tidak hanya sekadar charity memberikan donasi/bantuan kemudian selesai.

Namun programnya lebih ke arah inovasi sosial yang dilakukan melalui social mapping yang terukur, riset terhadap inovasi sosial yang mendapatkan afirmasi beberapa universitas dan balai teknologi serta hubungan baik dengan masyarakat sehingga menciptakan creating shared value (CSV).

“Ini sebagai pengakuan publik dan pemerintah bahwa CSR kami bukan kaleng-kaleng,” ujar Agus dalam rilis yang diterima Detiksultra.com, Rabu (29/12/2021).

Terpisah Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman memberikan apresiasi kepada Pertamina DPPU Hasanuddin yang berhasil mencatat rekor sebagai perusahaan pertama peraih proper emas di wilayahnya.

Pihaknya melalui Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi senantiasa mendorong seluruh perusahaan untuk bisa seperti apa yang telah dilakukan Pertamina sehingga tercipta pembangunan yang berwawasan lingkungan.

“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sangat bangga dan mengucapkan selamat kepada Pertamina DPPU Hasanuddin sebagai perusahaan peraih proper emas pertama di Sulawesi Selatan, semoga raihan ini dapat mendorong kearah Sulsel lebih baik dan dapat ditiru oleh Perusahaan lain disini,” tandas pria kelahiran Bone ini.

Pakan Sinbiotik Atasi Keresahan Petani Udang Windu

Capaian proper emas tahun ini diakibatkan oleh program unggulan DPPU Hasanudin yakni penemuan pakan sinbiotik yang telah berhasil menggerakkan pola budidaya ramah lingkungan dan menambah nilai ekonomi untuk beberapa petambak udang dan peternak di Sulsel.

Program tersebut awalnya diinisiasi oleh DPPU Hasanuddin pada 2018 dengan melakukan serangkaian riset untuk mencoba mencampurkan bakteri probiotik pada oil catcher untuk mengurangi pencemaran minyak dan lemak dengan mikroorganisme.

Dari pengembangan riset dengan beberapa pihak di antaranya BPTP Bali & Maros, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Muhammadiyah Makassar, kemudian bakteri probiotik dan prebiotik dilebur menjadi pakan sinbiotik kemudian Pertamina melakukan transfer knowledge kepada pemuda Laikang dengan konsep Corporate Shared Value.

Oleh pemuda Laikang, riset probotik ini dikembangkan menjadi berbagai produk untuk pertanian dan Perikanan sehingga mendatangkan nilai tambah baik untuk kelompok pemuda itu sendiri, kelompok pertanian maupun kelompok lainnya.

Ketua Dewan Pertimbangan PROPER Prof Sudharto P Hadi, MES Phd yang juga pernah menjabat sebagai rektor Universitas Diponegoro mengatakan raihan ini layak dicapai oleh DPPU Hasanuddin karena melalui ecoinovasi sosialnya mampu menciptakan produk yang bisa mengatasi permasalahan petambak udang windu yang gagal ekspor karena belum menerapkan sistem budidaya ramah lingkungan.

“Penemuan ini menjadi inovasi sosial yang mampu mengatasi permasalahan terbesar petambak udang di Indonesia, harapannya bisa di replikasi ke luar Sulawesi juga sehingga Dewan PROPER memberikan penghargaan ini,” katanya.

Agus Dwi Jatmoko melanjutkan bahwa Produk pakan sinbiotik telah terjual sebanyak 1,625 ton dengan omzet 53 juta dengan keuntungan setiap anggota kelompok pengolah pakan di Laikang ini mendapatkan penghasilan sebesar 750 Ribu / bulan.

“Dampak yang didapatkan oleh petambak yaitu meningkatnya pendapatan setiap panen sebesar Rp 13.510.000  / panen / orang yang diperoleh dari hasil efisiensi penggunaan pakan sebesar 38 %. untuk meningkatkan 1 kg bobot udang yang sebelumnya membutuhkan 1,8 kg pakan menjadi 1,1 kg pakan,” jelas dia.

Dengan lebih efisiensinya penggunaan pakan maka Food Convertion Ratio (FCR) meningkat yang diindikasikan dengan sisa pakan yang tidak tercerna akan lebih sedikit dan kinerja bakteri untuk mengurai beban pencemar buangan air tambak pasca panen sebesar 99,98 %.

Penggunaan pakan sinbiotik ini merupakan perubahan penggunaan antibiotik yang selama ini digunakan oleh masyarakat umum yang menyebabkan udang windu gagal ekspor. Perbedaan dari sistem sebelumnya, untuk pakan sinbiotik tidak meninggalkan residu dan tidak menyebabkan resitensi penyakit pada kultivan budidaya.

DPPU Hasanuddin telah menerapkan Sistem Mangement Lingkungan ISO 14001 dan telah meraih penghargaan PROPER Hijau dari tahun 2018 – 2020.

Selain itu, lewat program inovasi sosialnya berhasil mendapatkan penghargaan Juara 3 Pilar Sosial dalam ajang TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) dan CSR Award tahun 2021 oleh BUMN Track,  serta penghargaan-penghargaan lain dari instansi ekternal yang berkompeten. (bds*)

Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button