Penelitian dan Inovasi Daerah Jadi Fokus Brida Sultra di 2023
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sulawesi Tenggara (Sultra) atau sebelumnya bernama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) akan fokus pada beberapa program kerja, seperti penelitian dan juga inovasi daerah pada tahun 2023 ini. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman dan Pengembangan dan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
Kepala Brida Sultra, Isma mengatakan, tahun ini pihaknya akan terus melanjutkan program kerja utama, diantaranya pengkajian, pengembangan, perekayasaan, pengoperasian dan evaluasi kebijakan. Sedangkan aspek penunjang yakni kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM, serta sarana dan prasarana.
“Untuk itu yang pertama yang akan kita lakukan adalah menyusun rencana induk kelitbangan yang belum dilakukan sebelumnya. Tidak hanya itu kami juga akan menaikkan index inovasi daerah, karena tahun 2022 Pemprov Sultra berada pada kategori kurang inovatif,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis (9/2/2023).
Lebih lanjut, untuk itu Brida Sultra bertekad menaikkan indeks inovasi tersebut. Karena berada pada skor inovasi terbawah. Namun perlu diingat bahwa dalam menaikkan indeks ini kolaborasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sangat dibutuhkan.
Selain itu pada tahun 2023 ini terdapat 16 penelitian yang akan dilakukan dengan sistem tipe II, diantaranya 12 penelitian dikerjasamakan dengan lembaga penelitian di tingkat universitas yakni UHO, UMK, Poltekkes, STIE 66, Unidayan, IAIN dan empat penelitian dilakukan oleh Brida Sultra.
“Kami mengambil tipe II karena jika tipe I, 50 persen dilakukan oleh kami. Tetapi mengingat jumlah kami cukup kecil sehingga yang paling tepat tipe II dengan bekerjasama dengan pihak lain tetapi terkait perencanaan dan pengawasan kami tetap lakukan. Tetapi kami tetap juga melakukan penelitian dengan tenaga yang dimiliki,” imbuhnya.
Sebagai bahan evaluasi dalam penelitian sebelumnya, maka penelitian ke depan fokusnya adalah output yang berdampak terhadap masyarakat karena selama ini penelitian tersebut hanya sebagai tumpukkan kertas semata.
Untuk itu, Brida Sultra mengaktifkan Majelis Pertimbangan Kelitbangan, yang bertugas untuk menentukkan penelitian apa yang akan diambil, dan setelah itu rekomendasinya akan diserahkan ke gubernur. Kemudian gubernur akan menyerahkan ke OPD terkait untuk dijadikan program kegiatan sebagai tindaklanjut penelitian yang dilakukan. Tujuannya adalah penelitian ini dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Penelitian itu seperti terkait Pilkada kedepan, kemudian penelitian lainnya yaitu terkait tenun Buton. Keenambelas penelitian ini dianggarkan Rp3,5 miliar,” tutup Isma. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan