Metro Kendari

Pemprov Sultra Perkuat Kajian Riset Berbasis Bukti

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus memperkuat kajian riset berbasis bukti demi mendorong perkembangan daerah di wilayah Sultra. Kajian ini menekankan pentingnya riset sebagai dasar kebijakan pemerintah daerah, agar lebih terorganisasi dan efektif.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sultra Isma mengatakan, dalam kajian ini tentunya mendapatkan dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam hal pendampingan.

“Pendampingan dari BRIN diharapkan dapat memastikan keberhasilan implementasi program-program yang direncanakan,” katanya, Rabu (22/05/2024).

Lanjutnya, kajian berbasis bukti ini untuk mendukung langkah riset yang mendalam untuk manfaat besar bagi masyarakat Sulawesi Tenggara melalui program dari Pemda. Isma mengatakan pemprov berkomitmen untuk terus mendukung tercapainya target-target pembangunan melalui pendekatan riset serta inovasi yang terintegrasi.

“Kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh pemda diharapkan bisa dilaksanakan dengan riset, sehingga kebijakan yang ditempuh ini bisa terorganisasi dengan baik,” terangnya.

Kendati demikian, Isma mengungkapkan, di tahun 2024 ini anggaran riset di daerah tidak di alokasikan, mengingat adanya keterbatasan anggaran sebab bersamaan dengan pesta demokrasi. Namun, Brida Sultra akan terus bekerjasama dengan BRIN untuk terus untuk memetakan potensi setiap kabupaten kota sama dengan konsep yang diterapkan BRIN di Provinsi Bali.

“Penerapan konsep itu bisa juga diterapkan di Sultra, kita bisa memetakan potensi misalnya saja Konawe sebagai lumbung padi, dan kemudian beberapa wilayah lainnya,” ungkapnya.

Untuk itu, Isma berharap tahun 2025 Provinsi Sultra mendapatkan alokasi anggaran yang cukup, sehingga kajian riset berbasis bukti bisa dijalankan kembali. Katanya kajian tersebut sudah dilaksanakan pada tahun 2023 lalu, Brida Sultra memiliki 13 riset berbasis bukti di hampir semua bidang antara lain ekonomi, pertanian, sosial dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi.

Kampus yang berkontribusi dalam kajian tersebut yakni Universitas Halu Oleo (UHO), Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) 66, dan Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) dan lembaga Kahmi.

“Dalam kajian tersebut misalnya saja kayu Jawa yang tumbuh di Kendari manfaatnya ini adalah untuk kesehatan, dengan metode jamu dengan khasiat untuk menurunkan gula, bahkan sudah diuji di laboratorium,” ujarnya.

“Dan sesuai saran dari BPOM kayu Jawa tersebut untuk sementara diolah menjadi jamu, dan belum menjadi obat karena membutuhkan waktu riset yang cukup lama,” tambahnya. (bds)

 

Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button