Pedagang di Kawasan PT. VDNI: Kedatangan 500 TKA, Bukan Bencana
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sorotan tajam atas rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) China di Sultra, dianggap khalayak banyak sebuah bencana, karena suasana daerah masih dalam darurat pandemi Covid-19.
Namun tidak demikian dengan para pedagang yang berada di kawasan mega Indstrusi PT. Virtu Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT. Obsidian Stainlies Stell (OSS). Mereka menganggap kedatangan 500 TKA ini merupakan suatu angin segar bagi pedagang.
Pedagang makanan yang bernama Budiono (58) mengaku kedatangan 500 tenaga ahli dari negara tirai bambu itu, bakal berdampak baik terhadap usahanya.
Tetapi sebaliknya, jika teknisi tersebut tidak didatangkan dari Tiongkok, maka menurut dia kira-kira yang akan memasang infrastruktur pembuatan smelter dan peralatan pendukung teknis lainnya, siapa?
“Karena kita kan belum bisa pasang-pasang begitu, itu kan yang datang cuman teknisinya, setelah dipasang mereka langsung pulang, jadi kalau teknisi tidak datang yah tidak akan terpasang, kalau tidak didatangkan TKA nda akan jadi ini smelter dan karyawannya tidak akan tambah,” kata dia, Selasa (23/6/2020).
Dia bercerita, sebelumnya dia hanya seorang petani, dengan pendapatan Rp5 juta per tiga bulan sekali panen. Pendapatan tersebut diakuinya masih sangat minim, dan berbanding terbalik dengan kebutuhan keluarganya.
Tetapi sejak industri smelter tersebut beroperasi Ia memutuskan untuk berwirausaha dengan membuka warung makan dengan, rerata penghasilan Budiono Rp5 juta perhari.
BACA JUGA :
- Jaga Warisan Budaya Wakatobi, ASR Janji Bakal Bangun Museum
- Kuasa Hukum Supriyani Bacakan Pledoi, Sebut Supriyani Tak Terbukti Melakukan Penganiayaan
- PLN NP UP Kendari Salurkan CSR Budidaya Ikan Laut dan Lobster kepada Nelayan Konkep
Tidak berhenti disitu, hasil dari usah warung makan tersebut uangnya diputar lagi dengan membangun kosan semi permanen dengan 56 kamar.
“Saya sewakan ada yang 600, 800, sampai sejuta sebulan. Ini buah hasil dari datangnya mega proyek ini. Ya bagi saya ini bukan bencana, justru menguntungkan daerah, terutama pengusaha kecil seperti kami,” bebernya.
Sementara itu, Koordinator Smelter 1.2 dan 3 PT. VDNI, Ruli mengaku bahwa 500 TKA ini merupakan tenaga ahli yang akan membangun smelter yang fisik pengerjaan telah mencapai 90 persen.
Lalu lanjut dia, masuknya mereka akan berdampak positif. Karena anak-anak muda yang baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA sederajat, dapat langsung diserap untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, jika 33 tungku ini selesai dikerjakan.
“Kita berharap tungku smelter ini dapat secepatnya di selesaikan pengerjaannya, supaya kedepan ada penambahan karyawan lagi,” ungkapnya.
Ditempat yang berbeda, menurut Penanggung Jawab Translator Lapangan, Sukal Septi Sari, 500 TKA yang bakal datang membawah skill atau keahlian masing-masing. Sehingga pembangunan smelter akan lebih cepat sesuai dengan waktu dan jadwal yang telah ditentukan.
“Karyawan lokal bisa diserap, karena satu karyawan china dapat dibantu oleh tujuh karyawan lokal,” imbuhnya.
Berita sebelumnya, Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa (KSK) juga secara terang-terangan menerima kedatangan 500 TKA asal Tiongkok.
Kata Bupati dua periode itu, industri pemurnian dan pengolahan nikel di PT.VDNI dan PT. OSS yang terletak Kecamatan Morosi, harus tetap beroperasi. Sebab, keberadaan perusahaan itu memberikan sumbangsi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Konawe.
“Industri harus jalan, kondisi keuangan kita sedang sulit sekarang,” tukasnya.
Reporter: Sunarto
Editor: Via