Metro Kendari

DPRD Kendari Imbau Eksekutif Transparan Soal Riwayat Pasien Covid-19

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Adanya tiga pasien positif Covid-19 di Sultra sontak membuat geger masyarakat, terlebih satu pasien positif corona adalah warga Kota Kendari. Meski dinyatakan positif corona, namun tak serta merta masyarakat mudah mengetahui soal identitas pasien.

Pemerintah daerah melalui pihak berwenang bahkan tak mempublikasi identitas pasien, berikut riwayat kontaminasi pandemi corona.

Situasipun memunculkan polemik dan ketakutan dimasyarakat, khawatir mereka juga terpapar virus corona. Pemprov Sultra pun tuai sorotan lantaran dianggap lamban mengantisipasi wabah Covid-19.

Anggota DPRD Kota Kendari, Apriliani Puspitawati, angkat bicara soal ini dan mengimbau pemerintah lebih tanggap dan mendepankan keterbukaan informasi terkait penangangan Virus Corona (Covid-19), agar keresahan ditengah masyarakat teratasi.

“Jubir Gugus Tugas Covid-19 harus terbuka mengenai asal muasal pasien. Karena dari situ bisa ditelusuri, dimana saja pasien pernah melakukan interaksi, sebelum terdeteksi,” ungkapnya, Jum’at (20/3/2020).

Selanjutnya, tempat umum yang pernah dikunjungi pasien terpapar positif Covid-19 juga harus diketahui agar cepat disterilkan dengan desinfektan

BACA JUGA :

“Kalau perlu tutup dulu tempat-tempat yang diduga pernah disambangi pasien positif. Hal ini dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19,” pintahnya.

Selain itu, Putri Indonesia asal Sultra 2015 ini juga menyarankan agar pemerintah membuka pelayanan pemeriksaan kesehatan secara gratis, mengingat masyarakat yang terinfeksi Covid-19 tidak langsung mengalami gejala, sehingga pemeriksaan itu menjadi penting untuk mendeteksi dan kecil peluang menjangkiti orang lain.

Termasuk Alat Pelindung Diri (APD) meliputi, Masker Surgical dan N95, googles(kacamata), apron, sepatu, sekaligus hazard suit. Dikatakan, mereka bisa kerja maksimal jika dibantu peralatan yang mendukung.

Jika hal ini tidak segera dilakukan oleh pemerintah, maka tambah politisi PDIP ini, akan berimbas pada perekonomian daerah. Ketakutan dan panik di masyarakat akan lebih sulit dicegah.

“Ini yang akan membuat masyarakat bisa membeli kebutuhan harian dengan jumlah besar, yang menyebabkan harga barang-barang akan naik,” jelasnya.

“Untuk itu, saya mengimbau masyarakat jangan menimbun kebutuhan, harus ingat sama saudara-saudara kita yang lain, yang mungkin tidak mampu membeli barang-barang dengan jumlah yang cukup besar dan harga yang meroket. Lalu menghadapi masalah ini, kita tidak boleh egois, kita harus sehat dan selamat bersama,” tukasnya.

Reporter: Sunarto
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button