KKN Tematik UHO, Sosialisasi Pengelolaan Organisasi Lingkungan Hidup
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan memberi pemahaman terkait pengelolaan organisasi lingkungan hidup kepada warga.
Pengabdian kali ini dilaksanakan di Desa Laonti dan Desa Puundirangga, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kamis (2/9/2021).
Dosen Pembimbing Lapangan, La Gandri, mengungkapkan tujuan sosialisasi pengelolaan organisasi lingkungan untuk memberi edukasi kepada masyarakat dalam membangun komunitas dan mengelola sumberdaya alam dengan baik dan efektif berbasis sumberdaya lokal.
“Kesadaran mengelola lingkungan dengan baik adalah tanggung jawab semua elemen masyarakat, bukan hanya kepala desa atau para orang tua, bahkan diharapkan juga partisipasi aktif dari remaja desa karena mereka adalah para agen pembaharu masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Puundirangga, Yuka, menitikberatkan pada besarnya sumberdaya alam yang belum terkelola dengan baik di Desa Puundirangga.
Katanya, masyarakat masih bergantung pada tanaman tahunan seperti cengkeh dan pala dan belum ada alternatif lain yang coba dikembangkan.
“Dengan sosialisasi ini memberikan bimbingan dan pencerahan kepada masyarakat untuk mencari alternatif sumber mata pencaharian,” ucapnya.
Pada kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh Kepala Desa Laonti untuk meminta masukan dari berbagai pihak, agar pengembangan ekowisata danau yang telah dikerjakan dapat menarik minat pengunjung.
Kepala Desa Laonti, Surdin, mengapresiasi kegiatan mahasiswa KKN UHO dan berharap kegiatan seperti ini dapat sering dilakukan di desanya.
“Melalui kegiatan ini saya berharap kedepannya dapat terjalin lagi di desa kami karena ada beberapa program yang coba dikembangkan termasuk menginisiasi pengembangan ekowisata Danau Laonti,” ujarnya.
Tampil arasumber pada sosialisasi pengelolaan organisasi lingkungan, yakni Laode Ahmaliun. Ia mengungkapkan kekaguman terhadap sumberdaya yang dimiliki Laonti, mulai dari gugus hutan bakau hingga hamparan hutam alam di Suaka Marga Satwa Tanjung Peropa yang sangat indah.
Ketika mulai membahas sumberdaya yang ada di Desa Puundirangga dan Desa Laonti, Narasumber mulai mengkritisi model pertanian yang diterapkan masyarakat yang tidak maksimal dikelola yang hanya mengandalkan tanaman tahunan seperti cengkeh dan pala.
Padahal menurutnya, jika pengelolaannya berbasis agroforestri sudah barang tentu masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraannya lebih baik lagi.
“Olehnya itu saya memberi masukan kepada warga agar jangan hanya komunitas remaja sadar lingkungan yang dibentuk, tetapi untuk memperlancar koordinasinya dengan pihak-pihak pemangku kebijakan masyarakat disarankan untuk membentuk kelompok-kelompok tani,” ujarnya.
Katanya, ketika kelompok tani sudah terbentuk, bantuan-bantuan pertanian lebih mudah didapatkan oleh masyarakat.
Kelompok tani yang terbentuk juga dapat membentuk dalam GAPOKTAN sebagai wadah untuk para kelompok tani dalam meningkatkan daya guna dan hasil pertanian, penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerja sama dalam peningkatan posisi tawar.
Dengan demikian, pihaknya menitip pesan sebagai masyarakat yang bermukim di sekitar Kawasan Suaka Marga Satwa Tanjung Peropa agar selalu menjaga hutan dan alam sekitarnya.
“Karena kerusakan hutan dan alam sekitar lambat laun akan menimbulkan bencana di tengah masyarakat, seperti banjir yang sudah sering terjadi di Desa Puundirangga dan Desa Laonti,” pungkasnya.
Reporter: Sesra
Editor: Via
Apakah PLTS Desa Puundirangga masih beroperasi sebagai sumber daya listrik di desa tersebut? Terimakasih