Kijang Kapsul Community Indonesia Kendari Touring ke Permandian Wawolesea
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Kijang Kapsul Community Indonesia (KKCI) Kendari, tak hanya komunitas biasa yang identik dengan identitas mobil kijangnya.
Komunitas ini punya orientasi luas dalam mempublikasikan spot-spot obyek wisata di Sultra.
Kali ini, mereka ambil bagian dalam publikasi wisata alam permandian, dengan melakukan touring ke wisata permandian air panas Wawolesea, Kabupaten Konawe Utara, Sabtu (29/8).
Tentu, tak hanya sekedar publikasi semata, Komunitas mobil kijang ini juga mengemban misi melawan Wabah Covid-19, dengan mengajak seluruh masyarakat di Sultra untuk mematuhi protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah.
Koordinator Wilayah KKCI, Okiyama Isamu mengapresiasi komitmen komunitasnya yang membantu pemerintah mengkampanyekan bersatu melawan Covid-19.
Touring KKCI Kendari ini sekaligus momen memperingati Kemerdekaan ke-74 RI, dengan napak tilas kerajaan yang pernah ada di tanah Konawe Utara, Sultra.
“Touring KKCI kali ini mengambil lokasi di permandian air panas Wawolesea, dan ini momen untuk mengkampanyekan bersat melawan Covid-19, sekaligus momen kemerdekaan RI napak tilas kerjaan yang ada di Konut,” ungkapnya.
Diketahui, Permandian air panas ini berada di antara perbukitan kapur dengan ratusan mata air panas yang membentuk gelembung, seolah mendidih dengan tiada hentinya memuncratkan air panas dari perut bumi.
Uniknya meski terpisah dengan lautan, air di tempat ini rasanya asin dan mengeluarkan aroma belerang.
Air panas Wawolesea membentuk sebuah sumur yang mengalir ke kolam-kolam menyerupai sangkedan persawahan sehingga menambah indah pemandangan.
Dasar dari kolam-kolam yang tersusun dari bebatuan kapur itu berwarnah putih memantulkan cahaya. Jika beranjak sedikit lebih jauh dari tempat tersebut, mata pengunjung akan disuguhi pemandangan gradasi air yang membiru.
Permandian ini berjarak sekitar 18 kilometer dari arah Wanggudu yang merupakan Ibu Kota Konawe Utara. Saat pengunjung memasuki kawasan air panas ini, deretan puluhan pohon pinus menambah suasana rindang. Penat tak akan begitu terasa meski pengunjung harus melewati jalan berbatu sejauh 300 meter jika bertolak dari poros jalan Kecamatan Lasolo.
Permandian yang memiliki luas sekitar 27 hektar ini sendiri tidak terlepas dari cerita mitos yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat sekitar.
Berdasarkan cerita yang berkembang, asal mula munculnya air panas tersebut terjadi ketika pangeran dari Luwuk Banggai (daerah di Sulawesi Tengah) datang dan ingin mempersunting putri dari Mokole (Raja) Wawolesea, namun saat tiba di daerah Wawolesea, ternyata sang putri menolak lamaran sang pangeran.
Singkat cerita sang pangeran marah dan menghentakkan tongkatnya ke tanah yang memunculkan air panas.
Masyarakat di sekitar permandian ini juga meyakini air panas Wawolesea berkhasiat menyembuhkan penyakit kulit.
Masyarakat tidak hanya memanfaatkan keindahan panoramanya sebagai tempat rekreasi dan melepas penat, melainkan juga tempat untuk melakukan pengobatan.
Di tempat ini sudah dibangun beberapa gazebo yang bisa dimanfaatkan para pengunjung untuk beristirahat. Rencananya pemerintah setempat juga akan menyiapkan beberapa fasilitas pendukung lainnya, salah satunya kamar mandi.
Reporter: Sesra
Editor: Via