Ini Alasan Warga Petoaha-Bungkutoko Tolak Relokasi Karamba
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Warga Kelurahan Petoaha dan Bungkutoko menolak karamba budidaya ikan mereka dipindahkan ke tempat yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari.
Untuk diketahui, pemilik karamba di Kelurahan Bungkutoko ada 27 orang, sedangkan di Kelurahan Petoaha ada 52 orang.
Warga menolak relokasi karena karamba yang dibuat oleh Pemkot Kendari memiliki aliran air yang dangkal saat air laut surut sehingga dikhawatirkan ikan yang ada di karamba bisa mati dan budidaya ikan tersebut gagal panen.
Menyikapi hal itu, Ketua DPRD Kota Kendari, Subhan bersama Ketua Komisi III DPRD serta jajaran dan Dinas Perikanan Kota Kendari, Pemerintah Kecamatan Nambo ikut meninjau lokasi di dua kelurahan itu.
Ketua DPRD Kota Kendari, Subhan, mengungkapkan, setelah melakukan peninjauan dan mendengarkan keluhan dan harapan warga, pihaknya akan meminta Dinas Perikanan Kota Kendari sebagai penanggung jawab untuk memberikan solusi.
Katanya, selain soal lokasi yang dangkal saat air surut, juga ada persoalan arus yang kurang memadai, di mana arus merupakan salah satu syarat perkembangan ikan.
Pihaknya akan kembali melakukan rapat khusus dengan Pemkot Kendari dan dinas terkait untuk segera ditindaklanjuti kembali.
“Makanya kita tunda sementara (pembongkaran) karena kalau kita mengira-ngira kan tidak tidak terselesaikan karena ini menyangkut kebijakan pemerintah,” ucapnya setelah peninjauan, Selasa (8/6/2021).
Sementara, Ketua Kelompok Karamba, Syarif, mengungkapkan, karamba yang dibangun pemerintah ini menjadi kekhawatiran karena dianggap tidak layak menjadi lokasi budidaya ikan.
“Melihat kondisi karamba ini kami sangat khawatir serta harapan kami pupus, karena sudah ada contoh sudah ada yang mati ikannya sekitar 300 ekor setelah memasukkan ke dalam karamba. Ini yang kami takutkan sehingga tidak akan mungkin kami pindah di sini,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya mengaku saat pasang air masih terlihat bagus, namun begitu air surut tempat ini kering, sehingga arus airnya tidak memadai.
Warga berharap agar Pemkot Kendari menunda relokasi karamba ini agar bibit-bibit yang masih ada dalam karamba saat ini diselamatkan sampai akhirnya panen.
“Makanya ini kasian tolong supaya diselamatkan dulu bibit-bibit kami ini dan jangan dulu dibongkar, karena kami ini masih berutang di bank. Kita mau ambilkan di mana uang untuk bayar utang kami kalau dibongkar paksa ini karamba,” ucapnya. (bds*)
Reporter: Sesra
Editor: J. Saki