Metro Kendari

IDI Menyebut Penelitian Nyamuk Wolbachia Dilakukan Sejak 2011 dan Terbukti Ilmiah

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Penyebaran nyamuk Wolbachia saat ini sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat, di mana menjadi strategi untuk memerangi penyebaran virus dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes aegypti.

Terkait itu, Ketua Umum PB IDI, Moh. Adib Khumaidi mengatakan, berkaitan dengan penelitian nyamuk Wolbachia sudah dilakukan dari 2011. Ada pembuktian ilmiah yang kemudian didapatkan dari jurnal review sebagai epidinitis medicine.

“Perlu ditekankan, sumber informasi harus dari sumber yang tepat dan memiliki referensi ilmiah. Jangan seperti Covid-19 kemarin di mana banyak informasi berkeliaran karena kita tidak memiliki sumber dan referensi yang valid,” ungkap Adib di Rakernas IDI ke-3 di salah satu hotel di Kendari, Rabu (22/11/2023).

Sekarang sudah ada sumber referensi valid, ada mekanisme di dalam jurnal-jurnal kedokteran yang itu bisa dibuktikan secara ilmiah. Inilah yang perlu diluruskan kepada masyarakat. Bahwa hal tersebut disampaikan oleh pakar-pakar dari UGM yang sangat paham terkait itu (nyamuk Wolbachia) dan memang telah melakukan penelitian dari 2011 serta dibuktikan dan dipublikasikan.

Kemudian dari hasil penelitiannya, sebagai masyarakat belajar untuk mengetahui serta memahami kebenaran sains ilmiah yang menjadi dasar. Pihaknya tidak ingin ada hoax informasi, kewajiban IDI akan mendorong kebenaran sains ini .

“Jika hal itu terbukti secara ilmiah maka kami akan dorong kebenaran tersebut,” tegasnya.

Ada satu regulasi yang perlu ditekankan kaitannya dengan justifikasi pada saat melakukan hasil riset, pertama partisipasi dari masyarakat dan peran pemerintah daerah. Para dokter akan membantu memberi edukasi.

Seperti demam berdarah, DBD ini tidak hanya berhenti pada satu strategi tetapi dengan multistrategi, masalah nyamuk Wolbachia ini adalah single strategi yang menjadi satu bagian dari multistrategi yang lain, seperti melakukan edukasi terkait 3M, menghancurkan larva dengan abate, meningkatkan higiene sanitasi dan lingkungan.

Itu adalah satu komponen bersama yang dijadikan sebagai upaya mengatasi DBD. Perlu ditekankan pula kepada dinas kesehatan dan pemerintah daerah agar melibatkan semua komponen untuk menjelaskan, mengedukasi terlebih dahulu pembuktian-pembuktian ilmiah.

“Sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi dari yang tidak tepat,” pungkasnya. (bds)

Reporter: Septiana Syam
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button