KENDARI, DETIKLSULTRA.COM – Gerakan Persatuan Mahasiswa Indonesia (GPMI) secara tegas menolak aksi bela tauhid yang akan digelar pada Sabtu (27/10/2018). Penolakan itu, menurut Koordinatir GPMI Alfin Pola, karena aksi ditunggangi organisasi terlarang HTI dan Gema Pembebasan Sultra.
“Maka kami minta pihak kepolisian, dalam hal ini Polres Kendari agar tak memberikan izin untuk aksi tersebut. Jika HTI tetap memaksakan aksi tanpa izin, maka GPMI akan menurunkan sebanyak dua ribu anggota kami untuk melawan menghadang aksi itu,” seru Alfin Pola pada Kamis malam (25/10/2018).
Alfin mengungkapkan, TNI dan POLRI tidak boleh memberi mereka ruang untuk aksi unjuk rasa ataupun kegiatan-kegiatan lain. Pasalnya, pelaku pembakaran kalimat suci atau kalimat tauhid itu telah diproses hukum, maka biarkan proses hukum berjalan.
“Organisasi radikal akan memanfaatkan situasi dengan menyebar isu-isu yang dapat memecah persatuan bangsa, organisasi anti Pancasila akan turun ke jalan memenuhi kota tepatnya hari sabtu 27 oktober 2018 di Kota Kendari, dengan jumlah mereka yang banyak menjadi ancaman keamanan negara.” tegasnya.
Ditegaskannya, negara tidak boleh kecolongan oleh organisasi yang anti Pancasila. Situasi bangsa yang memanas akan dimanfaatkan oleh HTI dan Gema Pembebasan, keadaan seperti inilah yang mereka inginkan untuk mewujudkan apa yang mereka cita-citakan.
“Kami mendukung TNI Polri membubarkan aksi 27 Oktober nanti. Kami juga mendesak pemerintah membubarkan HTI sampai ke akar-akrnya, khususnya Gema Pembebasan yang berafiliasi dengan HTI,” pungkas Alfin.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Fizzi