KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Lembaga Adat Tolaki (LAT) Sultra, menggelar diskusi tripilar, dengan tema sinergitas ormas bersama tripilar dalam menjaga keamanan dan mendukung pemerintah daerah Sultra, Sabtu (10/4/2021).
Tujuan kegiatan diskusi tripilar, untuk bertukar gagasan dan menyatakan kesamaan persepsi seluruh ormas pemuda Tolaki, bersama LAT, Polda Sultra, dan Korem 143/HO untuk menjaga keamanan Sultra dan mengawal pembangunan daerah.
Ketua DPP LAT Sultra, Masyhur Masie Abunawas, dalam sambutannya menegaskan arah diskusi tripilar untuk mencapai keamanan daerah. Hal ini dinyatakan menyusul akhir-akhir ini marak unjukrasa menyampaikan aspirasi oleh ormas pemuda Tolaki, namun dianggap menyalahi aturan.
Salah aturan diperjelas mantan Wali Kota Kendari, yakni ormas dalam unjukrasanya kerap membawa-bawa dan mempertunjukkan alat tradisional suku Tolaki yakni Taawu, padahal alat tradisional tersebut sangat sakral.
“Harus ormas pemuda Tolaki harus paham juga dengan semboyan Inae Konasara, Ie Pinasara, Inae Liasara, Ie To Pinekasara. Semboyan ini melekat pada setiap individu masyarakat Tolaki,” katanya.
Masyhur Masie Abunawas, juga mengingatkan seluruh ormas pemuda Tolaki agar konsisten memegang teguh falsafah nenek moyang suku tolaki yakni Medulu Mepokoaso.
“Saya ingatkan agar ormas pemuda Tolaki, teguh melaksanakan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah Medulu Mepokoaso,” tegasnya.
Lanjutnya, dengan falsafah ini jangan lagi ada gerakan unjukrasa dibarengi pertunjukkan alat tradisional tolaki.
Karena katanya, hal itu bisa memprovokasi apalagi dipertunjukkan di media sosial.
Masyhur Masie berharap, agar diskusi tripilar bersama Pemda, Polda Sultra dan Korem 143/HO, bisa menegaskan aturan soal penggunaan alat atau senjata tradisional, dan menindak pelaku yang dianggap mengancam keamanan dan ketertiban daerah.
” Jadi tolong ditindak pak aparat, jangan sungkan-sungkan jika kondisinya mengancam,” tukasnya.
Reporter: Sesra
Editor: Via