Dewan Kendari Minta PT Kurnia Dievaluasi
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Berdasarkan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang kedua, sampai saat ini belum ada titik terang dengan dari pihak PT Kurnia yang diduga ada pungutan liar dalam pengelolaan pasar Basah Mandonga Kendari.
Mengingat sebelumnya Anggota dewan dalam hal ini Ketua Komisi II, Wakil Komisi II serta OPD terkait telah melakukan peninjauan di Pasar Bassah Mandonga. dari hasil peninjauan tersebut, pihaknya menemukan ada beberapa kejanggalan yang tidak dipenuhi oleh PT Kurnia (pengelola pasar) antara lain Drainase, kebersihan, aliran listrik yang tidak personal, Lahan parkir bahkan berdasarkan temuan ada lahan parkir dibuatkan bangunan khusus.
Sementara dari hasil RDP yang dilakukan Selasa (6/10/2020), Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dalam hal menindaklanjuti serta mengadakan evaluasi terhadap masalah yang ada di PT Kurnia sebagai pengelola Pasar Basah Mandongga.
“Dari hasil RDP kedua kali, Kami minta Pemkot untuk melakukan evaluasi secepatnya apakah nanti diperpanjang atau di putuskan kontraknya itulah yang menjadi keputusan kami,” ujarnya setelah RDP.
Selain itu, Ia meminta juga kepada Pemkot agar memberikan telaah atau kajian kepada PT Kurnia terhadap masalah MoU terkait poin-poin yang sudah dilanggar. Apabila sudah ada keputusan dari pihak Pemkot maka pihaknya akan rekomendasikan ke Pimpinan DPRD.
“Untuk itu, kami menunggu keputusan dari pemkot, untuk menentukan, apakah Memorandum Of Understandin(MoU) tetap dilanjutkan atau dihentikan,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua Komisi II, Sahabuddin juga meminta respon pemkot terkait persoalan PT Kurnia.
Pasalnya, sebagai eksekutor dilapangan nantinya, pemkotlah yang membuat perjanjian dengan pihak kedua dalam hal ini PT Kurnia.
“Kita minta dulu ketegasan dari Pemkot seperti apa kelanjutannya nanti,” ujarnya.
Sementara, H.Heri Perwakilan kerukunan pedagang, mengharapkan, ada keputusan yang tidak merugikan pihak manapun.
Ia mengungkapkan mengingat pihaknya terus membayar berdasarkan update kewajaran. Namun ia tidak menikmati sarana yang layaknya pasar.
“Kalau kita melihat pasar sekarang kondisinya bukan modern seperti yang disampikan. Namun kenyataan yang kita rasakan selama ini itu tidak ada. Memang judulnya pasar modern tapi rasa tradisional saja jika dili dari segi pengelolaan,” imbuhnya.
“Kami meminta ke pihak Pemkot hasil telaan ini yah sesuai dengan regulasi dan harapan kami akan baik hasilnya,” tutupnya.
Reporter: Sesra
Editor: Via