BKKBN Sultra Gelar 7 Dimensi Lansia Tangguh
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sultra menggelar sosialisasi tujuh dimensi lansia (lanjut usia) Tangguh.
Melalui program Bina Keluarga Lansia (BKL) BKKBN berupaya meningkatkan pengetahuan serta keterampilan bagi keluarga yang mempunyai orang tua atau lanjut usia.
Pembangunan SDM yang unggul dan berkualitas dimulai dari masa prenatal sebelum kelahiran, hingga memasuki lanjut usia (lansia).
Fase lansia juga menjadi penentu dan menjadi Pilar Pembangunan Nasional.
Pemberdayaan lansia dalam keluarga, merupakan hal penting yang harus diperhatikan sebagai modal dasar para lansia untuk dapat hidup bahagia, mandiri, sehat dan sejahtera.
BKKBN sendiri telah memiliki program Bina Keluarga Lansia untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan bagi keluarga yang mempunyai orang tua atau lanjut usia.
Melalui Ragam kegiatan dikemas melalui 7 Dimensi Lansia Tangguh, Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara melakukan Sosialisasi 7 Dimensi Lansia Tangguh kepada 20 kader BKL pada lokus Pro PN Lansia Tahun 2023.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kantor Dinas P2KBP3A Kabupaten Konawe Kepulauan pada Selasa (8/8/2023).
7 Dimensi Lansia Tangguh yang dimaksud meliputi Dimensi Spiritual, Dimensi Intelektual, Dimensi Fisik, Dimensi Emosional, Dimensi Sosial Kemasyarakatan, Dimensi Profesional dan Vokasional, dan Dimensi Lingkungan.
Dimensi tersebut bertujuan guna SDM lansia dapat mandiri, sejahtera, dan bermartabat di usia senjanya.
Dalam laporan Penyelenggaraan yang disampaikan oleh Ketua Tim Kerja KSPK Perwakilan BKKBN Sultra, Sudirman, menjelaskan kegiatan bertujuan sebagai sarana edukasi bagi Kader BKL dan Lansia dalam 7.
Kemudian bagi Dimensi Lansia Tangguh, Silaturahmi Kader BKL, Lansia dan Mitra Kerja dan menjadikan lansia bahagia dengan tetap sehat, mandiri, produktif dan sejahtera.
“Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung kehidupan lansia, agar mereka tetap hidup sehat, mandiri, aktif dan produktif,” terangnya.
Karena hal tersebut, pembinaan ini diberikan agar pengetahuan dan informasi perawatan bagi lansia bisa diberikan oleh keluarga secara optimal.
“Dengan memahami dan menguasai dimensi ini, para lansia bisa belajar untuk menerima keadaan bahwa ia mengalami perubahan fisik dan psikis saat menjadi lansia dan tentunya tetap sehat, produktif dan mandiri,” ujarnya
Sudirman menambahkan, diharapkan dengan adanya program-program dari BKKBN, keluarga dapat memahami kebutuhan lansia untuk perawatan jangka panjang berdasarkan indikasi perawatan.
Kemudian dapat memahami model perawatan jangka panjang yang dapat dilakukan oleh keluarga melalui BKL, melaksanakan langkah-langkah perawatan jangka panjang oleh keluarga, dan mengembangkan konsep pelatihan perawatan jangka panjang. (kjs)