Angka Kemiskinan Menurun 9,66 Persen di Akhir Tahun 2018
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko P Sanjojo mengungkapkan, angka kemiskinan di Indonesia menurun dalam empat tahun terakhir.
Hal ini dia sampaikan di sela-sela kunjungannya di salah satu hotel di Kendari, jumat (22/2/2019).
“Seharusnya kemiskinan itu meningkat di desa-desa. Untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, empat tahun terakhir angka kemiskinan menyentuh di bawah 10 persen yaitu 9,88 kemudian turun lagi di angka 9,66 persen pada Desember 2018,” ungkapnya.
[artikel number=3 tag=”kemiskinan,desa,” ]
Ini merupakan sebuah prestasi karena penurunan kemiskinan lebih besar di desa-desa daripada kemiskinan di kota. Hal ini merupakan sebagian peran dari pendamping yang ada di desa.
Eko juga menerangkan bahwa persoalan besar yang ada di negara ini mengenai anak-anak yang menderita stunting (kekurangan gizi).
“Tahun 2014 ada 37,2 persen anak penderita stunting namun dengan kerjasama pendamping desa, Kementrian Kesehatan da Kementrian PUPR, kita mampu menurunkan angka stunting dalam empat tahun terakhir menjadi 30,8 persen. Ini merupakan penurunan stunting tertinggi di dunia dalam kurun waktu tersebut,” bebernya.
Dia juga menambahkan, angka stunting 30,8 persen ini masih dianggap tinggi, maka dengan kerja keras, tidak mungkin dalam waktu 10 tahun jumlah tersebut bisa turun menurut bank dunia.
Gini ratio yang menjadi tolak ukur kesenjangan pendapatan di Indonesia yang ada di desa juga menurun walaupun keadaan ekonomi dunia kurang membaik.
“Kita juga melihat dalam waktu lima tahun terakhir, angka kemiskinan menurun, tapi terjadi peningkatan gini ratio. Namun saat ini dalam waktu empat tahun, karena komitmen pemerintah sangat besar, kita melihat penurunan kesenjangan ini sangat tajam,” jelasnya.
Sementara pendapatan perkapita masyarakat desa dalam empat tahun terakhir mendekati angka 50 persen.
Eko mengatakan, pada 2014, pendapatan perkapita hanya Rp572.000 perorang setiap bulan. Pada tahun 2018 meningkat menjadi Rp804.000 perkapita dalam sebulan.
“Kalau ini bisa kita lanjutkan dalam lima tahun mendatang, insyaallah pendapatan perkapita di desa bisa lebih dua juta rupiah perbulan atau 10 juta rupiah perkeluarga,” pungkasnya.
Reporter: M15
Editor: Rani