HeadlineMetro Kendari

Wali Kota Masih Beri Ijin SMP Negeri 21 Kendari Belajar Tatap Muka

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Sesuai Surat Edaran (SE) Gubernur Sultra Nomor 420/105 tentang penundaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) semester genap Tahun Ajaran (TA) 2020 – 2021 telah beredar sejak tanggal 8 Januari lalu.

Atas hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari memutuskan kembali mengevaluasi sekolah-sekolah yang sebelumnya diizinkan gelar belajar tatap muka.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, mengungkapkan evaluasi kembali akan dilakukan pada SMP Negeri 19 dan SMP Frater Kendari.

Sementara SMP Negeri 21 Kendari mendapat kebijakan khusus dengan masih memberi kesempatan belajar tatap muka ditengah pandemi.

Pertimbangan itu bukan tanpa alasan, Sulkarnain menilai, sekolah di Wilayah Abeli Dalam itu masih kesulitan jaringan internet dan jumlah siswanya relatif lebih sedikit.

“Saat ini dari tiga sekolah kami evaluasi, namun karena masih ada satu sekolah yang betul-betul memang sulit dilakukan secara daring, jumlah siswanya sangat terbatas cuman 22 orang dan mereka tinggal dilingkungan sekolah, sehingga berdasarkan evaluasi untuk SMPN 21 Kendari PBM-nya bisa berlanjut,” ujarnya.

“Kita evaluasi dan lihat kondisinya lagi. Karena inikan tetap saja dalam instruksi menteri (Mendikbud), mengembalikan ke daerah masing-masing seperti apa situasi dan kondisi,” ungkapnya.

“Penundaan pembelajaran tatap muka ini berlaku sampai dengan adanya kebijakan baru dari pemerintah pusat dan tingkat perkembangan penyebaran covid-19 di Sultra,” tambahnya.

Kepala SMPN 21 Kendari, Zamli, menyambut baik kebijakan wali kota yang masih mengizinkan sekolahnya menggelar belajar tatap muka.

“Sudah jauh-jauh hari kami menyiapkan sarana protokol kesehatan untuk menunjang PBM tatap muka seperti menyediakan wadah pencuci tangan dan masker untuk siswa,” ujarnya.

Katanya, dimasa pandemi ini siswanya melaksanakan PBM dengan metode Belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan tidak melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) secara daring (online) yang disebabkan dititik lemah jaringan sehingga tidak memungkinkan untuk belajar daring.

“Jaringan sangat lemah, tidak bisa belajar online pakai aplikasi zoom dan lainnya. Selama ini siswa laksanakan BDR,” ucapnya.

Reporter: Sesra
Editor: Via

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button