Hukum

Begini Cerita Teman Dekat Korban Pemerkosaan yang Diduga Dilakukan Oknum TNI di Kendari

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Seorang mahasiswi asal Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) inisial L mengalami tindakan pemerkosaan yang diduga dilakukan oknum anggota TNI AD inisal F.

Kejadian yang dialami korban membuat teman dekat korban kaget dan tidak percaya F melakukan tindakan dugaan asusila terhadap korban yang dikenalnya sangat pemalu.

Teman korban yang enggan disebutkan identitasnya saat ditemui awak media ini mengatakan, kejadian yang dialami korban baru diketahuinya setelah korban diperiksa sebagai saksi di Datasemen Polisi Militer (Dempom) XIV/3 Kendari.

“Awalnya saya kaget, marah, kecewa karena dia ndak langsung cerita, nanti pi setelah melapor baru diceritakan, kenapa dia harus sembunyikan begitu. Dan yang tahu pertama, ada satu teman yang juga dekat dengan korban, di situ dia cerita pertama kali setelah kejadian hari itu juga,” ujar dia, Senin (10/7/2023) malam.

Dia membeberkan, sebelum informasi kasus dugaan pemerkosaan diketahuinya, korban sempat sakit sampai muntah-muntah yang diperkirakan sehari setelah kejadian tersebut.

Baca Juga: Olah TKP di Lokasi Dugaan Pemerkosaan Mahasiswi, Denpom Kendari Tak Temukan Ada Bercak Darah

Sebab menurut dia, selama berteman dengan korban mulai semester awal kuliah hingga masuk di semester tiga, korban paling jarang jatuh sakit, bahkan nyaris tidak pernah mengalami sakit atau demam seperti yang dialami pasca kejadian tersebut.

Anehnya lagi, sebelum ia ketahui apa dialami temannya itu, biasanya ketika sedang kumpul bersama banyak yang dilakukan untuk menghidupkan suasana. Namun belakangan, suasana itu tiba-tiba berubah.

“Dia sakit karena faktor itu mungkin dan saat saya ke kosannya, korban dan beberapa teman diam-diam tidak seperti biasanya heboh. Saya juga heran, padahal biasanya kalau di kos pasti kita putar lagu, menyanyi, main tiktok, tapi ini tidak dan ternyata pemicunya gara-gara itu,” katanya.

Dia juga mengatakan, korban dan terduga pelaku awalnya bertemu di sebuah aplikasi Tantan. Dari situ mereka saling bertukar nomor telepon. Satu waktu, sekitar awal Juni 2023, terduga pelaku menghubungi korban untuk ditemani mengambil paket. Korban lalu menemani terduga pelaku dan itu pertemuan awal keduanya.

Baca Juga: Dempom Periksa Terduga Pelaku Pemerkosaan Mahasiswi di Kendari

Kemudian, pada 20 Juli 2023, korban yang hendak kerumahnya dan rencananya terduga pelaku yang akan mengantarnya ke rumah. Dia menyebut pertemuan pertama dan kedua, masih normal tidak ada hal-hal yang mencurigakan.

Pada pertemuan ketiga, korban kembali diajak dengan alasan yang sama. Tanpa ada kecurigaan korban pun kembali menyahuti permintaan terduga pelaku, karena ia merasa sudah menganggap F sebagai teman.

Ketika sedang di dalam mobil, terduga pelaku tiba-tiba mengarahkan kendaraan menuju perumahan BTN. Sesampai keduanya di rumah itu, korban tidak mau turun, namun dipaksa terduga pelaku untuk masuk ke dalam rumah.

Korban yang sedang duduk di kursi ruang tamu, terduga pelaku memaksa korban masuk ke kamar, korban sempat menolak tapi terduga pelaku tetap memaksa dan bahkan mengancam korban. Karena takut jangan sampai diapa-apakan, korban pun menuruti dan terjadilah tindakan dugaan asusila.

“Pertemuan ketiga dan terjadi kasus itu pada 26 Juni 2023. Pengakuan dari korban mereka tidak pacaran, korban hanya mau berteman. Tapi F dia klaim mereka pacaran. Jadi memang mereka awalnya kenal di aplikasi Tantan karena korban sering main, saya juga sering main tantan tapi cuman sekedar cari teman bukan kaya mau pacaran atau seperti yang diceritakan orang-orang,” jelasnya.

Sehingga tambah dia, apabila ada yang sampai menggiring opini bahwa korban ini memang punya sifat yang terbuka dan banyak dekat dengan lawan jenisnya, itu tidak benar.

Sebab, orangnya tidak banyak bicara dan sifat pemalu. Korban pun jarang keluar malam dan lebih memilih menghabiskan waktunya di kos-kosannya ketika sudah tidak ada jam perkuliahan. Adapun korban keluar, kalau sifatnya rame-rame dengan teman kuliahnya.

Nanti setelah kenal dengan terduga pelaku, barulah korban sering keluar, itupun mungkin korban merasa suntuk tinggal di kos-kosan. Yang jelasnya setahu dia, korban bukan seperti yang dipikirkan orang-orang.

“Jadi kalo mau dekat-dekat sama cowok seperti yang dibilang atau ada opini dari Denpom, tidak ada. Ini ji baru sama F sampai dia diajak keluar dan paling jarang keluar malam, paling kalau keluar malam jika ada keperluan seadanya, tapi bukan untuk jalan-jalan, nongki-nongki, karena dia ndak tahu juga di sini (Kendari),” pungkasnya. (bds)

 

Reporter: Sunarto
Editor: Biyan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button