Sultra Bakal Mendunia, Jika Pariwisata Dibangun dari Wakatobi
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pengamat Ekonomi Nasional Abdul Rahman Farizi, yang hadir sebagai pembicara dalam acara talkshow dengan tema membedah potensi pariwisata Sultra yang digelar Komunitas Jurnalis Jalan-Jalan (KJ3) menilai, untuk membangun pariwisata Sultra, harus dimulai dari Wakatobi.
“Sultra kalau mau bangun pariwisata harus dimulai dari Wakatobi. Kalau Nur Alam kemarin mendorong Bokori, memulai dari Bokori berat Kalau misalnya pak Ruksamin mengatakan kita mulai dari Labengki itu, juga berat, mari kita mulai dari Wakatobi,” jelasnya.
Menurut pakar ekonomi Unhas ini, kenapa harus memulai pembangunan pariwisata dari Wakatobi, karena Wakatobi lebih dikenal di dunia. Sehingga menjadi pintu masuk untuk Sultra juga bisa bersaing di pasar wisata internasional. Apalagi bumi anoa ini memilki potensi pariwisata dan budaya yang sangat kaya.
Sementara itu, Anggota DPR RI komisi V Ridwan Bae mengklaim, pariwisata dunia khususnya di Eropa, tidak ada yang luar biasa, karena cuma bangunan dan peninggalan kerajaan lama yang bisa dilihat, dibandingkan dengan Sultra sangat luar biasa. Namun dari sisi pengelolaannya di sana sangat luar biasa.
“Tapi jumlah penduduknya hanya satu juta, sementara, pengunjung wisatanya 10 sampai 20 juta, sehingga dari wisata mereka bisa menyekolahkan warganya tanpa bayar, orang sakit berobat tanpa bayar, pengangguran dibayar sampai 800 euro, semua hasilnya dari kunjungan wisata,” bebernya.
Menurut Ketua DPD Golkar Sultra ini, Sultra juga bisa mengejar, namun harus menyiapkan segala potensi wisata dengan baik. Kolompok KJ3 ini diharapkan bisa mengambil peran aktif dengan konsep yang nyata. Namun perlu ada pembiayaan dari pemerintah provinsi bekerjasama dengan DPR RI.
Di tempat yang sama, Kabid Promosi Dinas Pariwisata Sultra, Oktrisman Ballagi mengungkapkan, melalui Dispar Sultra, telah menyampaikan kepada pemda 17 kabupaten/kota untuk melaksanakan iven-iven pariwisata, sehingga masyarakat bisa mengunjungi daerah, tidak sekedar mengenal daerah tersebut.
“Alhamdulilah tahun ini Pemprov Sultra sudah berkomitmen dengan pemda 17 kabupaten/kota bakal menggelar 28 iven pariwisata. Dua iven mendapat dukungan dari kementerian karena masuk iven nasional atau wonderfull iven yaitu, Halo Sultra dan Wakatobi Wave,” terangnya.
Ketua PHRI Sultra Hugua, menegaskan, sektor pariwisata merupakan ekonomi yang berkeadilan, dibandingkan dengan sektor pertambangan sangat tidak adil bagi ekonomi masyarakat kecil, karena bisa berimplikasi negatif terhadap lingkungan dan hanya dirasakan segelintir orang.
“Kalau berbicara pariwisata, seluruh sendi-sendi dan segmen ekonomi bergerak. Contoh kecilnya kalau orang luar datang ke Clarion, bawa diri dengan sepuluh orang pasti dia makan, kalau dia makan ikan pasti makan ikannya nelayan, kalau dia makan kue yang terbuat dari ubi, jagung dan sejenisnya pasti petani kena juga dampaknya,” ungkapnya.
Reporter: Fadli Aksar
Editor: Rani