Sukses Ekspor Jambu Mete ke Luar Negeri, Steven Stenly Motivasi Petani Milenial di Sultra
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Steven Stenly, pria asal Kota Kendari berhasil mencatatkan namanya sebagai eksportir termuda di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pada gelaran Gebyar Ekspor Akhir Tahun 2021, pengusaha binaan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sultra ini sukses mengekspor komoditas jambu mete sebanyak 18 ton ke Vietnam.
Pemuda yang baru berusia 27 tahun ini mengatakan, ia ingin membuktikan anak muda Sultra juga mampu menjadi eksportir, meski di tengah pandemi Covid-19.
“Tiga bulan saya fokus di ekspor ini, selama merintis banyak sekali rintangan masalah yang dihadapi. Tetapi saya yakin ini pasti berhasil. Saya sudah keliling Sultra untuk mencari produk unggulan dan akhirnya memutuskan ekspor kacang mete gelondongan,” ujar dia, Senin (3/1/2021).
Steven menyebut, 18 ton kacang mete yang diekspor ke Vietnam berasal dari petani jambu mete di beberapa kabupaten di Sultra, seperti Konawe Kepulauan, Buton, dan Kabupaten Muna.
Steven mengatakan, kacang mete merupakan produk unggulan di Sultra, meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan lainnya seperti kelapa dan turunannya.
Namun menurutnya, kacang mete Sultra jauh lebih baik kualitasnya di banding daerah lain di Indonesia seperti di NTB. Apalagi Sultra merupakan penghasil kacang mete terbaik di dunia.
“Meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan yang lain, tapi tiga bulan terakhir ini, saya fokus mencari pasar kacang mede di luar negeri,” katanya.
Disebutkannya, pasar kacang mete di luar negeri sangat bagus. Banyak permintaan kacang mede dari India maupun Vietnam.
Apalagi saat ini buyer asal India sudah ada di Kendari dan siap membeli hasil perkebunan kacang mete di Bumi Anoa.
“Setiap satu kontainer kacang mete, saya melibatkan banyak petani. Saya targetkan, 2022 saya bisa tembus pasar Cina, dengan mengeskpor 50 kontiner dalam setahun,” ujarnya.
Dibalik kesuksesannya mengekspor belasan ton jambu mete, Youtber asal Kendari juga ini mengatakan hal tersebut tidak lepas dari dukungan penuh pemerintah.
Karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah, ia pun mengajak petani milenial di Sultra agar berani mengambil kesempatan yang begitu baik ini.
Dan dia berharap, ekspor di akhir tahun 2021 mampu memberi semangat bagi anak muda di Sultra. Juga menjadi contoh yang baik, sehingga anak muda di Sultra bisa membuktikan bahwa mereka pun mampu menembus pasar internasional.
“Semoga dengan ekspor di tahun ini bisa memberi contoh yang baik untuk anak muda yang lainnya, dan semoga makin banyak anak muda yg bisa ekspor, karena , ini nantinya akan berdampak pada pendapatan daerah khususnya di Sultra,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) menggelar kegiatan gebyar ekspor serentak dilaksanakan melalui 33 pintu ekspor secara hybrid yang dipusatkan di Terminal Peti Kemas-Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar pada Jumat (31/12/ 2021).
Dalam menyukseskan Gebyar Ekspor, Karantina Pertanian Kendari bersama Gubernur, Ali Mazi dan Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjen Pol Teguh Pristiwanto melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian sebanyak 18 ton milik CV Best Farmer Indonesia dengan nilai barang mencapai Rp333.685.000 melalui pelabuhan Peti Kemas New Port Kendari.
Jumlah ini melengkapi jumlah ekspor secara nasional yang dilepas secara bersamaan di 34 pintu pengeluaran sebesar Rp 14,4 triliun.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari, Prayatno Ginting mengatakan dari sistem pencatatan informasi perkarantinaan Iqfast komoditas pertanian yang telah di ekspor Sulawesi Tenggara tahun 2021 baik hewan maupun tumbuhan mencapai Rp4,9 miliar.
“Adapun komoditas pertanian yang diekspor hari ini biji mete dengan negara tujuan yaitu Vietnam sebanyak 18 ton. Menutup tahun 2021 ini kembali Karantina Kendari mengeskpor biji mete di mana di awal tahun 2022 juga dibuka dengan ekpor biji mete, tentu saja memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga Sultra di tengah pandemi Covid-19 serta selaras dengan program unggulan Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” ungkap Ginting.
Gebyar Ekspor ini menjadi salah satu momentum penting dalam mensinergikan seluruh peran stakeholder terutama dengan pihak Kepolisian RI sehingga terjadi keamanan dalam melaksanakan pengawasan produk pertanian. (bds*)
Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki