KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Saat ini, dunia tengah diperhadapkan dengan situasi ekonomi yang tidak ramah, utamanya dari sisi perdagangan. Nampak tren harga komoditas mengalami penurunan.
Hal itu diungkapkan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat memberikan sambutan dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Perwakilan Sultra, Senin (4/02/2019), di salah satu hotel di Kendari.
Situasi ini berimbas pada kemampuan ekspor Indonesia sebagai negara berkembang. Hal ini menjadi PR bersama bagaimana menyikapinya untuk mendorong ekspor.
[artikel number=3 tag=”bi,ekonomi,” ]
Menurut Perry Warjiyo, menurunnya kemampuan mengekspor justru mempengaruhi devisa negara.
“Kalau ekspor melambat, secara otomatis pendapatan negara cenderung menurun,” ungkapnya.
Kondisi perdagangan yang bergejolak, membutuhkan sinergi dan koordinasi serta konektivitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.
Selain itu, kata dia, yang terpenting, ikut berkontribusi mendorong potensi pariwisata yang ada dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Pariwisata sebagai sumber devisa. Kalau pariwisata kita terkenal sampai di luar, otomatis banyak turis datang berkunjung. Sebut saja Wakatobi. Nama Wakatobi sebagai surga di bawah laut sudah terkenal hingga di manca negara,” katanya.
Saat ini, pemerintah tengah fokus membenahi infrastruktur untuk mendatangkan investor di Indonesia.
Untuk mendorong ekspor, dibutuhkan kerja keras. Karena ekonomi dunia tahun ini sedang tidak ramah. Pemerintah telah mengambil kebijakan dengan mempersingkat prosedur ekspor migas dipotong 3 persen. Kemudian larangan terbatas untuk sejumlah komoditi unggulan dikurangi semata-mata untuk mempermudah ekspor.
Reporter : Ningsih
Editor : Rani