KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus memperluas layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) hingga ke kampus dan sekolah di Sultra.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra Adik Afrinaldi mengatakan, secara umum standarisasi pada sistem pembayaran ini agar proses transaksi menjadi mudah dan cepat.
Kata dia, penggunaan layanan QRIS ini memungkinkan masyarakat untuk bertransaksi tanpa ribet atau tanpa perlu membawa uang tunai. Cukup dengan smartphone saja.
“Kami Bank Indonesia selalu memaksimalkan penggunaan QRIS kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan atau sosialisasi,” katanya melalui keterangannya, Sabtu (10/6/2023).
Adik menjelaskan sosialisasi ini tentunya untuk memperkenalkan lebih kepada kampus dan sekolah yang ada di wilayah Sultra. BI Sultra juga akan mengadakan kerja sama dengan satuan pendidikan.
Penggunaan QRIS ini nantinya akan diterapkan utamanya di kantin sekolah maupun universitas. Selain itu juga memudahkan mahasiswa dalam pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Tak hanya itu, BI juga akan melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah untuk membayar retribusi melalui sistem QRIS. Tujuannya agar penggunaan sistem ini bisa meningkat.
“Berdasarkan data terakhir penggunaan QRIS telah mencapai 95 ribu pengguna angka ini meningkat dari 83 ribu di tahun lalu. Capaian itu berdasarkan periode Maret 2023,” tuturnya.
Demi memperluas dan meningkatkan cakupan penggunaan QRIS ini nantinya sosialisasi akan dilakukan melalui kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) pada Agustus 2023 di Sultra.
Kegiatan ini merupakan program pemerintah yang bertujuan memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital agar bisa lebih maju.
Selain itu melalui kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan kegiatan lainnya yang dapat dikoordinasikan bersama pemda setempat.
“Kami juga melibatkan sejumlah komunitas di Sultra untuk mengenalkan kepada masyarakat terkait QRIS ini. Target kami semua masyarakat Sultra bisa menggunakan QRIS,” ucapnya.
“Kendala yang dihadapi saat ini adalah cakupannya masih dalam Kota Kendari, namun kami akan terus bergerak ke daerah lain seperti Baubau, Kolaka dan daerah lainnya,” tutup Andik. (bds)
Reporter: Muh Ridwan Kadir
Editor: Biyan