Bersama BKKBN, Yayasan Seribu Cita Bangsa Latih Ribuan Bidan untuk Cegah Stunting
KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Yayasan Seribu Cita Bangsa melalui program 1000 days fund telah melatih ribuan bidan dan anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam upaya mencegah stunting keluarga yang punya anak usia di bawah dua tahun (Baduta) dan ibu hamil. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Yayasan Seribu Cita Bangsa melalui program tersebut selama tahun 2022 telah melatih 2.544 bidan dan 41.328 kader KB untuk meningkatkan pelayanan (service level) TPK dalam mendampingi keluarga.
Hal tersebut terungkap dalam laporan yang disampaikan Yayasan Seribu Cita Bangsa kepada Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, dalam audiensi di kantor BKKBN di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (28/3/2023).
BKKBN bersama 1000 days fund telah bekerjasama membagikan 181.750 Poster Pintar Peduli Stunting (Penting) di empat provinsi yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang dibagikan sepanjang tahun 2022.
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo mengatakan bahwa poster tersebut akan menjadi alat peraga yang bisa digunakan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mendampingi keluarga untuk bantu turunkan stunting.
“Ini (Poster Penting) adalah alat peraga pendampingan, ini material practice. Jadi dalam pelatihan nanti kalau datang ke keluarga, kalau ke keluarga kalau kita ngomong aja kan kita malu, ya bawa apa-apa ya bawa poster ya tempel,” katanya.
“Jadi misalnya kalau BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) kan bawa telur, kalo ini kan (bawa poster) sifatnya edukasi,” tambah Hasto.
Lanjutnya, poster tersebut berisi tiga pesan kunci dalam upaya pencegahan stunting yaitu tentang pengertian stunting, akibat jika anak terkena stunting, dan cara mencegah stunting. Hasto menegaskan bahwa Poster Penting tersebut dapat menjadi “early warning system” sebelum dilakukannya pengukuran dengan alat ukur yang telah terstandadisasi oleh Kementerian Kesehatan.
“Jadi pesannya ini (Poster Penting) hanya untuk screening awal istilahnya bukan untuk menentukan stunting atau tidak stunting. Kalau nanti sebagai early warning system. Karena sekarang sudah ada alat ukur standar ukurnya benar yang anaknya berbaring,” jelas Hasto.
Ia mengarahkan untuk para Satgas Stunting untuk membantu pengawasan tersebut dengan baik. Nantinya tiap provinsi akan ada masing-masing tiga orang dari 1000 days fund yang didampingi Satgas Stunting untuk mengawasi pembagian dan penempelan Poster Penting di rumah-rumah warga.
Sementara itu, Koordinator Program 1000 Days Fund, Velofa Theresia memaparkan dari pelatihan-pelatihan kepada TPK dan poster yang telah tersebar, hasil post survey yang pihaknya lakukan, sebanyak 69 persennya mulai menerapkan pencegahan stunting dari target sebesar 90 persen.
“Apa yang sudah kita dapat dari pelatihan ini dan dari post survey yang sudah kita lakukan 69 persen sudah mulai menerapkan pencegahan stunting tapi masih ada gap dimana kita sebelumnya menargetkan tadi sebelumnya 69 persen, masih ada 30 persen sekitar 30 persen yang bisa kita jangkau lagi,” tuturnya.
Dari sini bisa dilihat, dari pencegahan-pencegahan stunting yang ditekankan yang sudah mulai menerapkan adalah perilaku memberikan makanan bergizi untuk anak.
“Tetapi pola asi eksklusif masih kurang, AnC (Antenatal Care) pun masih kurang, kunjungan datang ke posyandu juga masih kurang,” jelas Velofa dalam paparannya.
Ia juga berharap dapat dilakukannya pendampingan di lapangan secara virtual terkait pengawasan dan penempelan Poster Penting ini agar pesan yang disampaikan melalui poster bisa benar-benar tersampaikan pada masyarakat.
Audiensi 1000 days fund ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik.
Kepala Pusat Pendidikan, Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN Lalu Makripuddin, Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga Wahidah dan DMER Specialist, Program Expansion Manajer 1000 Days Fund, Habibi Syahidi. (kjs)