KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Salah seorang pedagang mie pangsit, Sumini (47), mengatakan, kenaikan harga sayuran khususnya sawi di pasaran kerap kali dia rasakan, meski momen lebaran telah lewat.
Hal ini pun diperparah dengan fenomena bencana banjir yang melumpuhkan beberapa daerah penghasil sayur-sayuran.
“Naiknya harga sawi sebenarnya memang sedikit berdampak pada jualan saya, tapi itu hal biasa, mengingat memang setiap habis lebaran kebanyakan harga sayuran itu naik tapi cuman bertahan selama seminggu saja. Yang jadi masalahnya karena ada bencana banjir ini sehingga kenaikan harga sayuran bertahan lama, khususnya sawi,” katanya, Kamis (27/06/2019).
[artikel number=3 tag=”banjir,sayuran”]
Jelasnya lagi, bisnis mie pangsit yang sudah dia jalankan selama 9 tahun tersebut, dalam menghadapi kenaikan sayuran (sawi) sudah merupakan hal yang biasa pasca lebaran, hanya saja memang fenomena banjir ini yang menjadi ketakutan banyak pedagang.
“Untuk sayuran sawi sendiri biasa saya suplai dari pasar korem, dan memang naik sekali harganya dan banyak pedagang pangsit itu bingung mau kurangi porsi sayuran sawi permangkok atau harganya yang dinaikkan ,” ungkapnya.
Dan lagi, menurutnya, untuk menanggulangi situasi seperti ini harga per porsi mie pangsit yang dijualnya dinaikan dengan selisih Rp 1.000 dari harga normal, tanpa harus mengurangi porsi sayuran yang ada.
“Kalau saya kurangi porsinya ditambah lagi harganya saya naikkan, takutnya nanti banyak pembeli dan pelanggan yang komplain,” tuturnya.
Reporter: M2
Editor: Rani